Langsung ke konten utama
Terjemahan Buku Akhlak Lilbanin
- 1. الرحيم الرحمن هللا بسم Bimbingan akhlak bagi
putra-putra anda jilid 3 {terjemah al-akhlaq lil banin} Penyusun :
Al-ustadz umar bin achmad baradja Penerbit buku teladan : YPI : “al-ustadz
umar baradja” Penyalur tunggal PUSTAKA AMANI Jakarta Daftar isi Mukaddimah
Pendahuluan kitab 1. Adab pada waktu belajar 2. Adab pada waktu duduk 3.
Macam-macam adab percakapan 4. Adab maka sendirian 5. Adab makan bersama
sekelompok orang 6. Adab berkunjung dan minta ijin 7. Adab menjenguk orang
sakit 8. Adab orang sakit 9. Adab kunjungan takziah 10. Adab orang
mengalami musibah 11. Adab berkunjung untuk memberi selamat 12. Adab dalam
berpergian 13. Adab berpakaian 14. Adab pada waktu tidur 15. Adab bangun
tidur 16. Adab istikharah dan bermusyawarah Mukaddimah Segala puji bagi
allah yang menyuruh kita menghiasi dengan adab-adab yang mulia dan
membebaskan diri kita dari akhlak yang rendah. Shalawat dan salam semoga
tercurah atas junjungan kita nabi Muhammad saw sumber sifat-sifat
sempurna, dan keluarga serta para sahabatnya yang mempunyai banyak perangai
yang terpuji. Selanjutnya, kepada bapak-bapak
- 2. dan para pengajar yang mendidik
kaum remaja, saya persebahkan bagian ketiga dari buku saya : “al-akhlak
lil banin (bimbingan akhlak bagi putra-putra anda) dan saya berharap
mereka dapat menerimanya walaupun menyampaikan sebagian dari cita-cita dan
permintaan mereka dan sebagaimana telah tercapai dalam kedua bagian
sebelumnya yang menyenangkan apabila melihat hasilnya. Segala puji bagi
allah yang dengan kenikmatan-Nya amal-amal kebaikan dapat terlaksana dan
cita-cita dapat tercapai. Saya telah mencurahkan segenap kemampuan dalam
menyususnnya dan mengumpulkannya dan sejumlah kitab-kitab akhlak seperti
ihya’ ulumuddin oleh imam al- ghazali, adabud dunya wad dien oleh
al-mawardi. Saya ambil sebagian besar haditsnya dari kitab al-jaami’us
shaghir oleh as-suyuti dan al-adzkar oleh an-nawawi dan saya tempatkan
dalam adabul mu’amalat (adab yang mengatur hubungan perlakuan individu
dengan lainnya). Adapun yang berkenaan dengan pengkajian akhlak, maka akan
ditempatkan insya allah dalam jilid ke empat Kami mohon kepada allah agar
memberi manfaat dengan buku ini dan memberi kami pahala yang banyak atas
penyusunannya sesungguhnya dia maha pemurah lagi maha pemberi. Pengarang
Al ustadz umar bin ahmad baradja Surabaya, 1 rabi’ul awwal 1378 H.
Pendahuluan kitab Wahai anak yang tercinta ! 1. Allah telah menciptakan
manusia di alam mini dan mengutamakan bagi mereka diatas hewan- hewan
dengan akal, agama, lisan dan akhlak. Islam telah memberikan perhatian
tertinggi terhadap akhlak dan mewajibkannya atas individu dan masyarakat
karena akhlak sangat penting bagi tegaknya kehidupan individu dan
masyarakat. Manusia membahayakan dirinya jika ia berakhlak buruk, dan
merusak sebagian besar perbuatannya jika ia pendusta dan pendengki, jahat
dan suka mencari pujian. Begitu pula masyarakat akan terganggu oleh
tersebarnya akhlak yang rusak ini sehingga mereka selalu hidup dalam
permusuhan, pertengkaran, saling membanggakan diri dan saling berperang.
2. Betapa islam banyak memperhatikan seruan kepada akhlak yang baik dan
mendatangkan kesenangan serta kebahagiaan dan memperingatkan terhadap
akhlak yang buruk yang menimbulkan kesengsaraan dan kemalangan. Islam
menjelaskan kepada kita dua cara perlindungan dari kerusakan akhlak : a.
Mengharamkan ketiga sumber kejahatan, yaitu khamar (minuman keras), judi,
dan zina. b. Mewajibkan amar makruf dan nahi munkar (menyuruh berbuat baik
dan melarang berbuat kemungkaran). 3. Manusia sangat membutuhkan akhlak
yang baik dalam seluruh keadaannya. Jikak ia tidak memilikinya, maka lebih
baik ia mati daripada hidup begitu. Imam sa-syafii ra berkata : Tidaklah
alah memberi manusia suatu karunia Yang lenih baik daripada akal dan
adabnya Keduanya adalah sumber hidup manusia dan jika hilang Maka kematian
lebih baik baginya. 4. Nabi SAW telah menetapkan tujuan pengutusan dirinya
kepada manusia, yaitu penyebaran akhlak mulia. Maka beliau bersabda : “
sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (budi pekerti )
mulia.” Allah SWT. Memujinya sebagai pemilik akhlak yang baik.
- 3. Maka Allah SWT berfirman : “
sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (al-qalam –
4). Nabi SAW manjadikan nisbah (hubungan) akhlak yang baik terhadap agama
sebagai nisbah antara wadah dan isinya. Maka Nabi SAW bersabda : “
sesungguhnya akhlak itu wadah agama.” 5. Dalam mendorong agar memiliki
akhlak yang mulia. Terdapat hadits-hadits : “ sesunggunya allah menghiasi
islam dengn budi perkerti mulia dan amal perbuatan yang baik.”
“Beruntunglah bagi siapa yang mengihlaskan hatinya untuk iman, hatinya
dibersihkan, lisan suka berkata benar, jiwanya tentram dan akhlaknya
lurus.” “Termasuk kemuliaan iman adalah bila orang-orang merasa aman
terhadap darimu; dan termasuk kemuliaan islam adalah bila engkau tidak
menyakiti orang lain dengan lisan dan tanganmu.” “tidaklah masuk syurga
orang yang berahlak buruk.” “ akhlak yang baik mencairkan dosa-dosa
sebagaimana air mencairkan salju; dan akhlak yang buruk merusakkan amal
sebagaimana air cuka merusakkan madu.” “ akhlak yang baik membawa
keberkahan; dan akhlak yang buruk membawa kesialan.” 6. Seorang bijaksana
berkata “ dalam kelapangan akhlak terdapat penbendaharaan rizki” Yang lain
berkata “ barang siapa buruk akhlaknya Ia pun sempit rizkinya dan menyiksa
dirinya. Maka ia selalu hidup bersama masyarakat dalam fitnah dan
permusuhan, pertengkaran dan pertikaian. Dan bumi yang lapang terasa
sempit baginya.” Penyair berkata : Demi hidupmu, tidaklah suatu negri
menjadi sempit karena penduduknya tetapi akhlak manusialah yang membuatnya
sempit yang lain berkata : jika akhlak suatu kaum tidak meluas maka negri
yang luaspun menjadi sempit bagi mereka penyair syauqi berkata :
bangsa-bangsa tetap hidup selama mereka mempunyai akhlak jika lenyap
akhlak mereka, maka merekapun binasa seorang penyair lain berkata :
tidaklah bagunan suatu kaum berdiri apabila jiwa mereka rusak 7. Berusahalah
sekuat tenaga untuk menghsilkan akhlak yang baik agar engkau bahagia
didunia dan akhirat : Dalam hadits : “sesungguhya akhlak ini dari allah.
Maka barang siapa ingin diberi kebaikan oleh allah, maka iapun diberiNya
akhlak yang baik. Dan barang siapa yang ingin dibei keburukan oleh allah,
maka iapun diberiNya akhlak yang buruk” Penyair hafidh Ibrahim berkata :
Jika engkau dikaruniai akhlak terpuji maka berarti Pembagi rizki telah
memilihmu Manusia ini ada yang mendapat bagian harta, Ada yang medapat ilmu
dan ada pula Yang berakhlak mulia.
- 4. 8. Perhatikanlah pendidikan
akhlakmu lebih banyak daripada perhatianmu untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan. Dalam hadits : “ sesungguhnya manusia yang paling keras
siksannya di hari kiamat adalah orang alim yang tidak diberi manfaat oleh
allah dengan ilmunya.” Pemimpin mesir yang silam sa’ad zaghul pasya
berkata, “kami tidak membutuhkan banyak ilmu, tetapi kami membutuhkan
banyak akhlak yang mulia.” 9. Apakah artinya manfaat yang diberikan ilmu
dan kekayaanmu atau keindahan baju dan wajahmu, jika buruk akhlak dan
adabmu ? Al mutanabbi berkata : Bukanlah kebagusan wajah pemuda Merupakan
kemuliaan baginya Jika kebagusan buka pada perbuatan dan akhlaknya Bi’bil
berkata : Bukanlah kebagusa wajah merupakan Kebaikan bagi mereka apabila
buruk akhlak mereka 10. Dengan apa hati orang tua disenangkan oleh
anak-anak mereka ? apakah dengan banyaknya pengetahuan dan kepandaian
dalam menguasai berbagai bahasa disertai akhlak dan kebiasaan yang buruk,
menyia-nyiakan shalat serta kewajiban-kewajibannya? Sekali-kali tidak,
sesungguhnya yang paling menyenangkan dan menyejukkan hati mereka adalah
bilamana melihat anak-anak mereka berpegang pada agama, taat dan patuh,
mengena allah dan nabi mereka, mengenal hak-hak kebapakan dan kemanusiaan
dan menunaikan kewajiban-kewajiban mereka terhadap setiap orang. Mereka
mendapat memberi manfaat bagi diri mereka sebelum keluarga dan masyarakat
mereka, kemudian hati orang tua merasa gembira melihat anak-anak mereka
belajar dan berpendidikan serta memahami urusan-urusan dunia dan agama.
11. Maka biasakanlah dirimu memiliki akhlak yang sejak masa kecilmu agar
supaya menjadi watak dan tabia bagimu pada waktu engkau mengijak dewasa.
Seorang yang bijaksana berkata, “ barang siapa mempunyai watak tertentu
dimasa mudanya, ia pun menjadi tua dengan memiliki watak itu. Apabila
engkau abaikan dirimu hingga terbiasa berakhlak buruk, maka sulit sekali
bagimu menerima pendidikan pada waktu engkau dewasa. Adalah berat melatih
orang tua dan sulit mendidik orang yang sudah terbiasa.” Al bushiri
rahimhullah berkata : Nafsu itu bagaikan bayi, Jika engkau biarkan ia
tetap suka menyusu, Dan jika engkau sapih, Ia pun akan berhenti 12. Disini
saya persembahkan kepadamu bagian ketiga dari buku bimbingan akhlak dengan
harapan agar engkau membacanya dengan baik dan berkemaun tulus untuk
mengandalkan isinya sebagaimana anda lakukan dengan jilid pertama dan
kedua dari buku ini. Dengan demikian, insya allah akan terdidik akhlakmu
menjadi baik penghidupanmu dan selamatlah engkau dari fitnah zaman dan
pembantu – pembantu syaitan serta memperoleh keridhaan ar rahman ( allah
yang maha penyayang). Hanya kepada allahlah kita meminta pertolongan.
Pengarang
- 5. Al ustadz umar bin ahmad
baradja Macam-macam adab 1 Adab pada waktu berjalan Sesungguhnya berjalan
itu mempunyai adab-adab wahai anak tercinta yang harus engkau amalkan agar
engkau selamat dari gangguan dan hidup terhormat diantara masyarakat : 1.
Hendaklah engkau dahulukan kakimu yang kiri pada waktu keluar rumah dan
engkau ucapkan “dengan nama allah, kepada allah aku bertawakkal, tiada
daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan allah. Ya allah, aku
berlindung kepadamu agar tidak tersesat atau disesatkan orang, atau
tergelincir ataupun di gelincirkan orang, atau berbuat aniaya ataupun
dianiaya orang, atau tidak menghiraukan ataupun tidak dihiraukan orang
atau menganiaya ataupun dianiaya orang.” Hendaklah engkau berjalan untuk
memberi manfaat bagi dirimu atau bagi orang lain dan tidak berjalan untuk
berbuat maksiat atau menyakiti seseorang. Karena kakimu sebagaimana
anggota- anggotamu yang lain adalah amanat padamu yang akan bersaksi atas
dirimu terhadap amal- amalmu itu pada hari kiamat. Sebagaimana firman
Allah SWT : “Pada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi
saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (an-nur : 24).
2. Hendaklah engkau berjalan dengan kecepatan yang sedang, tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat, sebagaimana perintah Allah SWT kepadamu
dengan firmanNya : “ dan sederhanalah kamu dalam berjalan” ( luqman : 19).
Nabi SAW bersabda : “terlalu cepat berjalan bisa menghilangkan keindahan
orang mukmin.” Dalam suatu riwayat : “kecantikan wajah.” Tidaklah mengapa
berjalan cepat bilamana hal itu untuk suatu yang penting. Dalam hadits : “
Nabi SAW mengerjakan shalat asar, lalu beliau berjalan cepat memasuki
rumahnya.” Maka orang-orang merasa takut atas kecepatannya. Kemudian
beliau bersabda : “ aku teringat sedikit biji emas yang ada dirumah kami,
maka aku tidak ingin benda itu menahanku sehingga aku suruh
membagikannya.” 3. Hendaklah engkau tidak berjalan dengan memakai satu
sandal. Dalam hadits: “ janganlah seorang dari kamu berjalan dalam satu
sandal.” Hendaklah ia memakai kedua sandalnya atau melepaskan keduanya,
janganlah engkau membenturkan kakimu atau sandalmu ke bumi. Allah SWT
berfirman : “ janganlah engkau berjalan dengan sombong dimuka bumi.
Sesungguhnya allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan suka
membanggakan diri.” (luqman : 18). Dalam ayat lain Allah SWT berfirman : “
janganlah engkau berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya
engkau tidak akan sanggup menembus bumi dan tidak akan mencapai setinggi
gunung” (al israa’ : 37).
- 6. Hendaklah engkau tidak
berlenggang kekanan dan kekiri. Janganlah mengayunkan kedua tanganmu
dengan sombong dan bangga. Dalam hadits : Nabi SAW melihat kepada abi
dujanah yang berjalan dengan sombong di antara dua pasukan di uhud. Maka
beliau bersabda “ sesungguhnya berjalan yang seperti ini di benci oleh
allah, kecuali tempat ini.” Dalam hadits lain : “ disaat seorang laki-laki
sedang berjalan memakai baju yang di banggakannya sambil menguraikan
rambutnya dan berjalan dengan sombong, tiba-tiba allah membenamkannya
seingga masuk ke dalam bumi hingga hari kiamat.” 4. Hendaklah engkau tidak
menoleh tanpa keperluan atau bergerak dengan gerakan-gerakan yang tidak
pantas, terutama apabila terdapat keserupaan dengan perempuan. Rasulullah
SAW telah melarang orang laki-laki menyerupai perempuan dan orang
perempuan menyerupai laki-laki. Janganlah memandang jendela-jendela dengan
sengaja dan juga pintu-pintu atau wajah-wajah dari orang-orang yang
berjalan dan berkendaraan, khususnya para wanita yang bukan muhrimnya,
karena memandang mereka adalah haram, sebab bisa menanamkan syahwat
didalam hati dan menimbulkan pikiran-pikiran yang buruk, kemudian
melakukan maksiat zina yang termasuk dalam dosa-dosa besar. Semoga allah
melindungi kita darinya. Allah SWT berfirman : “ katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan
memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” (an nur :
30). Janganlah engkau berjalan di antara dua perempuan. Disebutkan dalam
hadits larangan melakukan itu karena khawatir orang laki-laki menyentuh
perempuan yang bukan muhrimnya atau memandang kepadanya. 5. Apabila engkau
melihat sekelompok orang saling bertengkar maka termasuk adab adalah
engkau damaikan diantara mereka bila engkau sanggup, demi mengamalkan
firman swt : “ sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka
damaikanlah antara dua orang saudaramu (yang berselisih)” (al hujaraat :
10). Dan sabda Rasulullah SAW : “ maukah kuberitahu kalian tentang sesuatu
amal yang lebih baik daripada derajat puasa, shalat dan sedekah?”. Para
sahabat menjawab “ya” beliau bersabda : “ memperbaiki hubungan orang-orang
sesamamu. Karena kerusakan hubungan diantara sesamamu itulah yang menjadi
pencukur. Aku tidak mengatakan ia mencukur rambut, tetapi mencukur
(membinasakan) agama. Apabila engkau tidak sanggup, maka jauhilah mereka
dan jangan ikut serta bersama mereka atau menyaksikan mereka.” Begitu pula
jika engkau menjumpai orang-orang yang sedang bergurau atau berbicara
dengan pembicaraan yang tidak layak, atau mengganggumu dengan kata-kata
mereka. Maka berpalinglah dari mereka dan jangan memperdulikan mereka,
sesuai dengan firman Allah SWT : “ dan apabila mereka mendengar perkataan
yang tidak bermanfaat, merekapun berpaling darinya” (al-qashash : 55). “
dan hamba-hamba yang baik dari tuhan yang maha penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan” (al-furqan : 63). Penyair berkata : Orang bodoh
berbicara kepadaku Dengan setiap perkataan yang buruk Dan aku tidak ingin
menjawab Ia menambah kebodohan Dan aku menambah kesabaran
- 7. Seperti kayu gharu yang semakin
Harum bila di bakar 6. Hendaklah engkau memberi salam kepada orang yang
engkau jumpai, walaupun engkau tidak mengnalnyaa. Dalam hadits : “ seorang
laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW ,; ajaran islam manakah yang
paling baik? Beliau menjawab “ engkau berimakan orang lain dan engkau
sampaikan salam kepada siapa yang engkau kenal maupun yang tidak engkau
kenal. Hendaklah perjumpaanmu itu disertai dengan senyum.” Dalam hadits :
“ janganlah engkau merendahkan kebaikan sedikitpun walaupun menjumpai
saudaramu dengan wajah berseri.” Di anjurkan pula untuk berjabat tangan
sewaktu bertemu. Disebutkan dalam hadits : “ tidaklah dua orang muslim
bertemu, lalu keduanya berjabat tangan, melainkan diampuni dosa keduanya
sebelum mereka berpisah.” Apabila engkau berjalan dengan orang yang lebih
tua darimu, maka tempatkanlah disebelah kananmu dan mundurlah sedikit
darinya. Jangan menyukai seseorang berjalan dibelakangmu dan jangan pula
membenci seseorang berjalan didepanmu, karena itu adalah akhlak orang yang
sombong. 7. Hendaklah engkau berjalan disebelah kanan agar selamat dari
bahaya kendaraan-kendaraan, dan menjauhi tempat-tempat yang
menggelincirkan agar tidak tergelincir atau tempat yang penuh batu dan
kotoran agar tidak tersandung atau menjadi kotor pakaianmu, dan janganlah
engkau berjalan di jalanan yang sempit dan kotor walaupun lebih dekat dari
tujuanmu. Karena barangkali engkau mencium bau yang busuk disitu atau
melihat pemandangan yang buruk. Terkadang manusia penuh sesak disitu
sehingga mencengahmu untuk mencapai tujuanmu dengan cepat. Jangan pula
berjalan di jalanan yang banyak orang berdesakan. Bilamana terpaksa
melakukannya, maka jagalah apa-apa yang engkau miliki dari buku-buku dan
uang supaya tidak hilang, hindarilah saling tabrakan. 8. Janganlah engkau
berjalan sambil meletakkan kedua tanganmu di pinggangmu karena itu adalah
perbuatan orang-orang yang sombong dan perbuatan iblis serta perbuatan
kaum yahudi dalam sembayang mereka. Dalam hadits : “ Rasulullah SAW
melarang orang melakukan shalat dengan bertolak pinggang.” Beliau
mengkhusukan tetang sholat karena bertolak pinggang pada waktu sholat
lebih buruk daripada lainya. Janganlah engkau makan atau bernyanyi waktu
berjalan, atau mengeraskan suaramu ataupun bersiul atau berdiri dijalanan
hanya karena ingin tahu dan memandang sesuatu yang buka kepentinganmu atau
mengganggu seseorang yang sedang berjalan. Semua itu bertentangan dengan
adab pada waktu berjalan. Apabila engkau berjumpa dengan temanmu, maka
jangan bergurau dengannya dan jangan menghentikannya kecuali untuk suatu keperluan.
Apabila engkau berjumpa dengan seseorang yang lemah, maka tolonglah dia.
Apabila engkau bertemu dengan orang yang tersesat, maka bimbinglah dia
atau bertemu dengan orang buta, maka tunjukkanlah jalan kepadanya atau
tuntunlah dia ke tempat tujuannya. Dalam hadits : “ Barangsiapa menuntun
orang buta 40 langkah, wajiblah syurga baginya.” Apabila engkau ingin
menyeerang ke sisi lain, maka janganlah terburu-buru. Lihatlah dulu
kekanan dan kekiri agar engkau selamat dari bahaya. 9. Tidak di perbolehkan
engkau membuang hajat di tengah jalan sebagaimana dilakukan oleh orang
yang tidak beradab sedikitpun dan tidak memperhatikan keselmatan umum. Hal
itu telah dilarang. Dalam hadits : “ barang siapa menganggu kaum muslimin
dijalan –jalan mereka, maka wajiblah atasnya laknat/kutukan mereka.”
Perbuatan itu sangat menganggu orang-orang yang berjalan. Sebaliknya
engkau dianjurkan menyingkirkan gangguan dari jalan. Nabi SAW bersabda : “
iman ada 70 cabang lebih sedikit. Yang paling utama adalah perkataan “ laa
ilahaillallahu,” dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari
jalan.”
- 8. Nabi SAW bersabda pula : “ kulihat seorang
laki-laki yang bebas berbuat semaunya di syurga, disebabkan oleh sebatang
pohon yang ditebangnya dari tengah jalan, karena menganggu kaum muslimin.”
10. Apabila engkau ingin masuk rumahmu, maka dahulukan kaki kananmu dan
baca doa Nabi SAW : “ ya allah aku mohon kepadamu sebaik-baik tempat masuk
dan sebaik-baik tempat keluar. Dengan nama allah kami masuk dan dengan
nama allah kami keluar dan kepada allah kami, bertawakkal.” Kemudian berilah
salam kepada keluargamu. Dalam hadits “apabila kamu masuk menemui
keluargamu, maka berilah salam, niscaya hal itu menimbulkan berkah atas
dirimu dan penghuni rumahmu.” Apabila engkau tidak menemukan seseorang
didalamnya ucapkanlah : “ assalamu’alaina wa’ala ibadillahiis shalihin,”
artinya “ salam bagi kita dan hamba-hamba allah yang shaleh” sesuai dengan
firman Allah SWT : “ maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari)
rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya, salam
yang ditetapkan dari sisi allah, yang diberi berkat lagi baik” (an nuur :
61). 2 Adab pada waktu duduk Seorang anak bisa diketahui apakah ia beradab
atau tidak beradab dengan gerak dan diamnya. Maka apabila engkau duduk,
haruslah engkau ikuti nasehat-nasehat ini : 1. Duduklah dengan gaya yang
baik, yaitu tegak dan tenang, tidak membegkokkan kepala atau badan dan
tidak mngulurkan kedua kakimu, tidak membunyikan jari-jarimu dan tidak
bermain atau mengaitkan sebagian jari-jari dengan sebagian lainnya atau
mengunting kuku didepan orang-orang. Apabila engkau duduk diatas kursi
maka janganlah meletakkan baris yang satu diatas baris yang lain dan
jangan mengerakkan kedua betismu. Apabila engkau ingin memanggil
seseorang, maka janganlah menunjuk kepaanya dengan jarimu atau kepalamu,
tetapi panggilah dia dengan suaramu yang pelan supaya tidak menggangu para
hadirin. Engkau tidak boleh bergurau yang tidak pantas atau tertawa tanpa
suatu sebab atau terlalu banyak bergurau dan tertawa. Dalam tafsir
disebutkan bahwa ketika sebagian sahabat ra banyak bergurau turun firman
Allah SWT : “ belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk
tunduk hati mereka mengingat allah dan kepada kebenaran yang telah turun (
kepada mereka), janganlah mereka seperti orang-orang sebelumnya yang telah
diturunkan al-kitab kepadanya kemudian berlalulah masa yang panjang atas
mereka lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan diantara mereka
adalah orang-orang yang fasiq” (al hadid : 16). Engkau tidak boleh
mengeraskan suaramu pada waktu bicara atau mempergunjingkan seseorang atau
memakinya ataupun menyiarkan rahasianya. Nabi SAW bersabda : “
majlis-majlis itu harus disertai amanat. “ janganlah engkau berdusta dalam
pembicaraanmu supaya para hadirin tertawa. Dalam hadits : “ celakalah
orang yang menceritaka suatu cerita supaya orang-orang tertawa, padahal ia
berdusta. Celakalah dia, celakalah dia.” 2. Hendaklah engkau memperhatikan
suasana majlis. Bilamana majlis gembira, ikutlah bergembira bersama
orang-orang di majlis itu, dan begitu pula sebaliknya. Janganlah engkau
tertawa dihadapan orang-orang dalam majlis duka atau engkau bersedih di
hadapan orang-orang dalam majlis gembira. Ini tidak sesuai dengan
perassaan. Hendaklah engkau melapangkan tempatbagi siapa yangingin duduk
sesuai dengan firman Allah SWT. “hai orang-orangyang beriman, apabila
dikatakan kepadamu: “berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanah,
niscaya allah akan meberikan kelapangan utukmu” (al-mujadilh : 11).
Berlakulah baik terhadap teman dudukmu. Tersenyumlah engkau kepadanya dan
dengarlah pembicaraannya, serta jangan
- 9. mengganggunya. Engkau hormati
setiap orang yang berada di majlis, terutama orang yang lebih tua darimu,
maka berdirilah untuk menghormatinya dan majukanlah dia dalammajlis serta
mundurlah sedikit darinya. Dalam hadits disebutkan bahwa Nabi SAW berkata
kepada kaum ansor ra : “ berdirilah untuk menghormati pemimpinmu”, yakni
sa’ad bin mu’adz ra. Datang seorang tua ingin menemui Nabi SAW .
orang-orang berbuat lamban dalam melapangkan tempat baginya. Maka Nabi SAW
bersabda : “ bukanlah termasuk golongan kami barangsiapa yang tidak
menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang tua.” Apabila engkau
masuk dalam suatu majelis, maka berilah salam kepada para hadirin dan
jabatlah tangan mereka, serta mulailah dengan orang yang sebelah kanan.
Apabila engkau ingin keluar, berilah salam lagi Nabi SAW bersabda : “
apabila seorang dari kamu masuk kedalam majelis, berilah salam. Apabila
ingin berdiri bersalam, tidaklah salam pertama lebih utama daripada yang
terakhir.” 3. Janganlah engkau menyuruh seseorang berdiri dari tempatnya,
karena perbuatan itu haram. Dalam hdits : “ janganlah seseorang dari kamu
menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia duduk
disitu, tetapi lapangkanlah tempatmu.” Apabila seorang berdiri dari
tempatnya lalu engkau duduk disitu, kemudian ia ingin kembali kesitu, maka
janganlah melarangnya. Ia lebih berhak atas tempat duduknya yang pertama.
Dalam hadits : “apabila seseorang dari kamu berdiri dari suatu majelis,
kemudian ia kembali ke situ, maka ia lebih berhak atasnya.” Dan janganah
engkau memisahkan antara dua orang kecuali dengan izin mereka berdua.
Apabila engkau memasuki suatu majelis yang penuh dengan para hadirin,
janganlah menganggu mereka dengan mendesak mereka, kecuali jika engkau
temukan tempat yang lapang, maka duduklah disitu. Dalam hadits : “ apabila
seseorang dari kamu masuk dalam suatu majelis, lalu dilapangkan tempat
baginya, maka duduklah disitu. Kalau tidak, hendaklah ia melihat ketempat
yang terluas baginya.” Dan janganlah engkau duduk ditengah-tengah lingkaran
majelis. Dalam hadits : “ orang yang duduk di tengah lingkaran mejelis itu
terkutuk.” Sebabnya ialah karena jika ia duduk ditengahnya, maka iapun
membelakangi sebagian mereka dengan punggung sehingga mengganggu mereka,
laku mereka memaki dan melaknat. 4. Berusahalah duduk menurut kemampuanmu
dengan menghadap qiblat. Dalam hadits “ sebaik- baik majelis adalah yang
menghadap qiblat.” Hendaklah engkau datangi mejelis-majelis kebaikan yang
berfaedah bagimu mengenai urusan-urusan agamamu atau duniamu dan engkau
jauhi majelis- majelis keburukan atau majelis-majelis omong kosong yang
tidak disebut nama allah didalamnya. Nabi SAW bersabda “ tidaklah suatu
kaum berdiri dari suatu majelis tanpa menyebut nama Allah SWT didalamnya
melainkan mereka seperti meninggalkan bangkai keledai dan majelis itu
menimbulkan penyesalan bagi mereka dihari kiamat.” Hendaklah engkau
menjauhi majelis- majelis dimana terdapat perbuatan-perbuatan mungkar
seperti barmain judi, atau menyediakan khamar (minuman keras). Dalam
hadits : “ Nabi SAW melarang duduk menghadapi jamuan dimana orang minum
khamar.” Apabila engkau tidak menemukan teman duduk yang salih, hendaklah
engkau tinggal sendirian, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : “tinggal
sendirian lebih baik daripada pada teman duduk yang jahat dan teman duduk
yang salih lebih baik daripada tinggal sendirian.” Janganlah engkau masuk
suatu majelis rahasia sedangkan engkau tidak diundang agar penghuninya
tidak marah kepadamu, karena engkau memata-matai rahasia mereka. Dalam
hadits “ barang siapa mendengar pembicaraan suatu kaum sedang mereka tidak
menyukainya, dituangkan ke dalam kedua telingannya timah panas pada hari
kiamat.” 5. Hendaklah engkau duduk ditempat yang terdekat darimu dan
jangan memaksakan duduk ditengah-tengah majelis. Nabi SAW tidak dikenali
tempat duduknya diantara para sahabatnya, karena beliau duduk dimana
majelis itu berakhir dan begitu pula cara sahabat-sahabatnya duduk.
Apabila engkau duduk dalam suatu masjid, berniatlah melakukan I’tikaf
untuk memperoleh
- 10. pahala, dan amalkan adab
didalamnya. Jangan engkau bermain atau berteriak atau mengganggu seseorang
yang sedang shalat. Sibukkan dirimu dengan membaca al-qur’an atau berzikir
atau ucapkanlah shalawat Nabi SAW. Janganlah engkau berbicara tentang
urusan-urusan duniawi disitu, lebih-lebih pula tentang hal-hal yang
diharamkan. Dalam hadits : “ akan terjadi di akhir zaman suatu kaum yang
pembicaraan mereka di masjid-masjid mereka, allah tidak butuh pada
mereka.” Dalam hadits lain : “ pembicaraan didalam masjid memakan pahala
amal kebaikan seperti hewan memakan rumput.” Janganlah melangkahi pundak
orang-orang, kecuali bila engkau dapati tempat kosong di baris depan.
Dalam hadits : “ barang siapa melangkahi pundak orang-orang pada hari
jumat ia telah membuat jembatan ke jahannam.” Para ulama’ berkata “
sesungguhnya pengharaman melangkahi pundak bersifat umum dalam seluruh
majelis, karena hal itu mengganggu orang-orangyang duduk dan merendahkan
mereka.” 6. Hindarilah kebiasaan buruk pada waktu engkau duduk. Janganah
masukkan jarimu kedalam telinganmu atau hidungmu ataupun mulutmu. Jangan
mengeluarkan sisa makanan diantara gigimu jangan membuang ingus dengan
tanganmu, tetapi dengan sapu tangan yang bersih dengan menyembinyikannya
serta tidak mengeraskan suara. Apabila engkau batuk, letakkan sapu
tanganmu pada mulutmu agar ludahmu tidak bertebaran. Apabila engkau ingin
menguap, cegahlah menurut kemampuanmu dengan meletakkan tanganmu yang kiri
diatas mulutmu atau menutup kedua bibirmu. Bila engkau tidak berdaya,
tutuplah mulutmu dengan belakang telapak tanganmu yang kiri dan jangan
menimbulkan suara. Nabi SAW bersabda : “ apabila seorang dari kamu
menguap, maka hendaklah ia meletakkan tangannya diatas mulutnya, karena
setan masuk pada waktu ia menguap.” Dalam hadits lain : “ sesungguhnya
allah menyukai bersin dan mnyukai menguap. Maka apabila seorang dari kamu
menguap, hendaklah ia mencengahnya sedpat mungkin dan jangan mengucapkan,
“ hahhh, hahh”, karena ucapan itu berasal dari setan yang menertawainya.”
Para ulama’ berkata, “ karena bersin menunjukkan kegesitan dan kegiatan
badan, sedangkan menguap itu biasanya menunjukkan badan yang berat dan
perut penuh sehingga menimbulkan kemalasan. Nabi SAW mengaitkan dengan
syaitan , Karena ia menyenangkan syaitan.” 7. Apabila engkau bersendawa (
mengeluarkan bunyi dan udara dari kerongkong sehabis makan kenyang) atau
bersin, letakkan tanganmu atau sapu tanganmu diatas mulut agar supaya
ludahmu tidak bertebaran atau mengganggu seseorang dengan sendawamu dan
jangan mengeraskan suaraumu. Dalam hadits : “ apabila seorang dari kamu
bersendawa atau bersin, maka janganlah mengeraskan suaranya, karena
syaitan suka suara yang keras dari keduanya.” Apabila engkau bersin, maka
pujilah allah : Dalam hadits : “ apabila seorang dari kamu bersin, maka
ucapkan “Alhamdulillah” dan hendaklah saudaranya atau temannya
mengucapkan, “yarhamukallah” ( semoga allah merahmati mu). Dan apabila ia
berkata kepadanya “yarhamukallah”, maka hendaklah ia mengucapka,
“yahdikumullah wa yushlihu baalakum” (semoga allah memberi petunjuk bagimu
dan membaikkan hatimu). Apabila anak yang belum baligh bersin dekatmu,
lalu ia mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil alamin” ( segala puji bagi
allah, sekalian alam), maka ucapkanlah “ baarakallahu fiika ya ghulam”
(semoga allah memberwkatimu, wahai anak). Demikianlah yang tersebut dalam
salah satu hadits. 8. Janganlah kamu duduk dijalanan. Nabi SAW telah
melarang kita melakukannya. Bilamana kita terpaksa duduk disitu, maka
berilah jalanan itu haknya, yaitu sebagaimana dalam hadits : “ menjaga
pandangan (dari yang terlarang), menyingkirkan gangguan, menjawab salam,
menyuruh
- 11. berbuat kebaikan dan dan
melarang berbuat kemungkaran.” Apabila engkau bagun dari tempat dudukmu.
Bacalah doa yang diriwayatkan dari Nabi SAW, yaitu : “ subhanaaka
allahumma wa bihamdika ashadu an laa ilaha ilaa anta astagfiruka wa
atubuubu ilaikaa” (maha suci engkau ya allah, dan segala puji bagimu. Aku
bersaksi bahwa tiada tuhan selain engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat
kepadamu). Barang siapa mengucapkan itu, diampuni dosanya apa yang
terdapat di majelis itu. 3 Macam-macam adab percakapan 1. Wahai anak tercinta
! apabila engkau ingin berbicara pertama kali engkau harus menimbang
pembicaraanmu di dalam hatimu. Jika pembicaraan itu pantas, maka
ucapkanlah. Kalau tidak, maka diamlah agar engkau selamat dari cacat-cacat
lisan yang besar. Allat swt berfirman : “ tidaklah ia mengucapkan suatu
perkataan melaikan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir”
(qaaf : 18). Dalam hadits : “ sesungguhnya seorang hamba yang berbicara
dengan suatu perkataan yang tidak jelas dan terang maka dapat
menggelincirkannya ke nereka lebih jauh daripada jarat timur dan barat.”
Dalam hadits juga : “ cobaan/ujian itu tergantung pada ucapan.” Adaikata
ada seorang laki-laki mencela seorang lainnya bahwa ia menyusui anjing,
niscaya ia pun menyusuinya. Dalam hadits lain : “bukankah manusia yang
terjerumus dengan muka mereka kedalam neraka itu hanyalah korban-korban
hasil lisan mereka.” Dalam hadits juga : “barang siapa beriman kepada
allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia
diam.” Penyair berkata : Timbanglah perkataanmu jika engkau berbicara
Karena ucapan itu menampakkan aib Dari keaiban si pembicara Berbicaralah
seperlunya agar tidak terlalu banyak bicara. Dalam hadits : “ barang siapa
banyak bicaranya, iapun banyak kesalahannya. Dan barang siapa banyak
keslahannya, iapun banyak dosanya, barang siapa banyak dosanya, api neraka
akan menimpanya.” Janganlah engkau berbicara dengan semua yang engkau
dengar. Dalam hadits : “cukuplah dosa bagi seseorang yang apabila ia
menceritakan semua yang didengarnya.” 2. Berbicaralah hal-hal yang sesuai
dengan suasananya. Janganlah menceritakan hal-hal yang mentertawakan pada
waktu duka dan jangan pula menceritakan hal-hal yang menyedihkan pada
waktu gembira. Jangan menyebut hal-hal yang menjijikan pada waktu makan
dan jangan menerangkan adanya cacat badaniah apabila didalam majelis ada
orang yang menyandang aib itu agar ia tidak merasa malu atau tersinggung
perasaannya. Perhatikanlah waktu berbicara agar jangan sampai keluar air
liurmu atau bertebaran ludah dari muutmu, jangan sering mununjuk dengan
kepala atau tanganmu. Apabila engkau ditanya tentang sesuatu, maka
jawablah dengan ucapan, buka dengan menggerakkan kepala atau kedua bahu.
Apabila orang lain ditanya, janganlah tergesa-gesa dalam menjawab.
Bicaralah dengan suara sedan gaga bisa didengar oleh yang diajak bicara,
karena suara yang keras mengganggu pendengar dan menunjukkan kekerasan
pembicaraan dan kedunguannya, sedangkan suara yang rendah tidak terdengar
oleh yang diajak bicara. Jangan terburu-buru pada waktu engkau berbicara
agar menjadi jelas dan bisa dimengerti, supaya engkau selamat dari pada
kesalahan. Adalah Nabi SAW berbicara dengan perkataan yang jelas dan
dimengerti oleh setiap orang yang
- 12. mendengarnya. Jangan memonopoli
(menguasai) pembicaraan semuanya untuk dirimu, tetapi berilah teman
dudukmu bagiannya dari pembicaraan itu. 3. Apabila seseorang berbicara
kepadamu, maka dengarkanlah apa yang dikatakannya dan hadapkan wajahmu
kepadanya. Jangan memutuskan pembicaraan, tetapi tunggulah hingga ia
selesai bicara. Apabila engkau tidak memahami perkataannya, janganlah
engkau katakana: “ bagaimana?” “apa yang anda katakana?” “aku tidak paham
omonganmu !” akan tetapi gunakanlah ungkapan-ungkapan yang halus seperti,
“ tolong ulangi perkataanmu.” Apabila berbicara dengan seseorang sedang ia
tidak memahami pembicaraanmu, janganlah marah. Ulangilah perkataanmu kedua
dan ketiga hingga ia memahaminya. Adalah Nabi SAW apabila mengucapkan
suatu perkataan, beliau mengulanginya tiga kali hingga dimengerti. Apabila
engkau meminta sesuatu dari seseorang, janganlah engkau katakana “lakukan
begini” dan “berika ini” karena ucapan itu termasuk kata-kata yang kasar.
Akan tetapi katakanlah “tolong lakukan ini” atau “ aku minta tolong agar
engkau sediakan itu.” Apabila seorang memanggilmu, tertama gurumu atau
salah seorang dari ibu bapakmu, maka jawablah segera dengan perkataan,
“labbaika/ya.” Dalam hadits : “tidaklah seseorang lebih baik akhlaknya
daripada Rasulullah SAW. Tidaklah salah seorang sahabatnya memanggilnya,
melainkan beliau menjawab “ labbaika.” Janganlah engkau katakan, “mau apa
kamu?” karena perkataan itu termasuk kata-kata kasar. 4. Jika didalam
majelis ada seseorang yang lebih tua darimu maka janganlah mendahuluinya
dalam berbicara, Nabi SAW terlah berkata kepada Abdurrahman shal ra .,
:diamlah engkau belum deasa.” Ketika ia ingin berbicara tentang sasuatu
masalah, padahal ia orang termuda. Apabila enkau berbicara dengannya,
gunakan kata-kata pengagungan dan penghormatan sepeti antum, hadrotukum atau
janabukumm ( anda, bapak dan sebagainya). Ketahuilah bahwa penghormatan
kepada orang tua memberi kabar gembira tentang panjang umur anak muda.
Sebagaimana dalam hadits : “ tidaklah seorang muda menghormati seorang tua
karena umurnya, melainkan allah mentakdirkan baginya orang yang
menghormatinya dikala ia mencapai umur itu.” Apabila seseorang
menceritakan sebuah cerita kepadamu atau mengabarimu, tentang suatu kabar,
janganah menghancurkan perasaannya dengan perkataanmu “ aku telah
mendengar cerita atau berita ini” tetapi diamlah seakan-akan engkau tidak
mendengar itu sebelumnya. 5. Begitu pula jika ia keliru dalam cerita atau
beritanya, janganlah mentertawakannya dan jangan pula menyalahkannya
dengan kasar, misalnya engkau katakana kepadanya “ perkataanmu tidak
benar” akan tetapi tunjukkan kesalahannya secara halus dengan berkata
“barangkali begini, menurut perkiraanku begini” jika ia tidak menerima
peringatanmu, biarkan ia dalam keadaanya. Janganlah engkau bertengkar
dengannya, walaupun kebenaran ada padamu dalam hadits : “ barangsiapa
meninggalkan perdebatan sedang ia bersalah, didirikan baginya sebuah rumah
ditepian syurga.” “dan barang siapa meninggalkan perdebatan, sedangkan ia
bersikap benar, didirikan baginya sebuah rumah disyurga tertinggi.” Dalam
hadits lain : “janganlah mendebat saudaramu dan janganlah bergurau
dengannya.” “janganlah menjanjikan sesuatu kepadanya, lalu engkau
mengingkarinya.” Jika engkau bersalah, lalu diingatkan oleh seseorang,
maka terimalah peringatannya dengan gembira dan berterima kasihlah
kepadanya atas nasehatnya. Jangan sampai engkau tidak menerima kebenaran,
karena hal itu termasuk kesombongan. Dalam hadits : “ kesombongan itu
adlah keengganan menerima kebenaran.”
- 13. 6. Termasuk adab percakapan
pula adalah engkau hindari kata-kata yang keji, caci maki dan pelaknatan.
Dalam hadits : “bukanlah seorang mukmin itu suka mencaci dan melaknat,
berkata keji dan kotor.” Hendaklah engkau hindari ghibah (pengujingan)
dusta dan mengadu domba. Allah SWT berfirman : “janganlah sebagian kamu
menggunjingkan sebagian lainya. Apakah seseorang kamu suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? tentulah kamu merasa jijik kepadanya” ( al
hujaraat : 12) Dalam hadits : “adalah penghianatan yang besar bila engkau
menceritakan sesuatu kepada saudaramu yang menaruh kepercayaan kepadamu
sedang engkau berdusta kepadanya.” Dalam hadits lain : “ tidaklah masuk
syurga seorang yang suka mengadu domba.” Hendaklah engkau tinggalkan
sumpah, walau engkau benar Allah SWT berfirman : “ dan janganlah kamu
jadikan (nama) allah sebagai sasaran bagi sumpah-sumpahmu” (al-baqarah ::
224). Janganlah engkau bicara dengan kebodohan. Apabila engkau ditanya
tentang susuatu yang tidak engkau ketahui, janganlah engkau malu berkata “
allah lebih tahu.” Atau “aku tidak tahu”. Jawaban tersebut tidak
menurunkan derajatmu, bahkan mengakat kedudukanmu disisi allah dan manusia
dan menunjukkan kekuatan agamamu serta kesucian hatimu sehingga engkau
mendapat pahala ilmu. Oleh sebab itu asy sya’bi rahimuhullah berkata “saya
tidak tahu “ adalah separuh ilmu. 7. Hendaklah engkau berhati-hati dalam
pembicaraanmu dan menyiarkan rahasia dan bergurau yang ridak pantas,
karena hal itu menimbulakan dendam dan dari banyak tertawa atau tertawa
yang keras serta wajah cemberut. Rasulullah SAW bersabda : “ sesungguhnya
Allah SWT membenci orang yang cembrut dihadapan saudara-saudaranya.”
Janganlah bersikap sombong, angkuh dan suka membanggakan diri. Allah SWT
berfirman : “ maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (allah)
yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa” (an-najm:32).
Janganlah kamu mengejek seseorang atau meniru perkataan dan perbuatannya
atau menyindir sesuatu aibnya atau mencelanya dengan julukannya. Allah SWT
berfirman: “ hai orang-orang yang beriman, janganla suatu kaum
mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olokkan) lebih aik dari mereka (mengolok-olokkan) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diolok-olokkan) lebih baik dari wanita (mengolok-
olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk” (al hujaraat: 11).
Apabila seorang yang bodoh mengganggumu dengan pembicaraan maka janganlah
menjawabnya. Penyair berkata : Jika orang bodoh bicara, jangan menjawabnya
Lebih baik diam daripada menjawab Aku diamkan orang bodoh hingga ia
menyangka Aku tak mampu menjawab, padahal aku tetap mampu 4 Adab makan
sendirian 1. Wahai anak tercinta ! ketahuilah bahwa manusia yang berakal
makan untuk hidup, karena makan itu diwajibkan untuk kesehatan badannya.
Apabila ia tidak makan, pastilah ia mati.
- 14. Kebalikannya adalah orang
bodoh. Ia hidup untuk makan. Maka pikirannya hanya untuk perutnya saja
seperti hewan. Maka kamu harus memperhatikan kesederhanaan (tidak
berlebih- lebihan) pada waktu makan untuk mematuhi firman Allah SWT : “
makan dan minumlah dan jangan berlebih – lebihan, sesungguhnya dia (allah)
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan “ (al-a’raaf : 31). Hendaklah
kamu, amalkan adab apada waktu makan yaitu : 2. Hendaklah kamu berniat
untuk menjadi kuat dalam melakukan ketaatan dan ibadah untuk mendapatkan
pahala atas hal itu. Dalam hadits : “ sesungguhnya amal-amal itu
tergantung pada niatnya dan setiap orang mendapat hasil sesuai dengan yang
diniatkannya.” Janganlah kamu hanya bertujuan mencari kenikmatan dan
kelezatan sehingga kamu makan disetiap waktu, dan memasukkan makannan di
atas makanan dalam hadits : “sesungguhnya termasuk berlebih- lebihan
adalah bila kamu makan segala yang kamu sukai.” Akan tetapi makanlah pada
waktu- waktu tertentu disaat kamu menginginkan makanan. Puaslah dengan
makanan yang ada dan janganlah menanyakan yang tidak ada. Janganlah makan
sampai kenyang sekali, karena terlalu kenyang bisa membahayakan kesehatan
dan menimbulkan sifat bebal (bodoh). Nabi SAW telah melarang hal itu
dengan sabdanya : “tidaklah anak adam memanuhi wadah yang lebih buruk
daripada perutnya. Cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang menegakkan
sulbynya (tulang punggung). Jika ia harus melakukannya, maka yang
sepertiga untuk makanannya, seperiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk
nafasnya.” Nabi SAW bersabda pula : “ seburuk-buruk umatku adalah mereka
yang makan makanan yang nikmat dan tubuh-tubuh mereka tumbuh karenanya,
sedangkan keinginan mereka hanyalah berbagai makanan dan pakaian dan
mereka berbicara yang tidak karuan.” Nabi SAW bersabda : “ hindarilah
kekenyangan yang berlebihan, karena ia merusak agama, menyebabkan penyakit
dan membuat malas beriabadah.” 3. Hendaklah kamu menjaga kebersihan dengan
mencuci kedua telapak tanganmu sebelum makan dan sesudahnya. Dalam hadits
: “ mencuci kedua telapak tangan sebelum makan menolak kemiskinan, dan
sesudahnya menolak kegilaan atau sejenisnya.” Hendaklah kamu makan dengan
tanganmu yang kanan. Dalam hadits : “ hendak seseorang dari kamu makan
dengan tangan kanannya, minum dengan tangan kanannya, mengambil dengan
tangan kanannya dan memberi dengan tangan kanannya, karena syaitan makan
dengan tangan kiri, minum dengan tangan kiri, memberi dengan tangan kiri
dan mengambil dengan tangan kirinya.” Hendaklah kamu ucapkan pertama kali
: “ bismillah …” (dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang).” Dalam hadits : “ apabila seorang dari kamu makan, hendaklah
ia mnyebut nama allah. Jika ia lupa pada awalnya, hendalah ia mengucapkan
: “ bismillah awwaluhu wa akhiruhu” ( dengan nama allah pada awa dan
akhirnya).” Janganlah kamu mengotori tangan bajumu dengan makanan, dan
jangan menumpahkan kuah atau meletakkan tulang-tulang diatas soprah (lapis
tempat hidangan). Jangan banyak minum ketika sedang makan karena hal itu
mencengah pencernaan makanan, janganlah engkau meniup pada makanan dan
minuman dalam hadits : “ menghebus dalam makanan menghilangkan barokah.”
Terdapat pula larangan menghebus pada minuman. Janganlah kamu minum dari
mulut kendi, karena ia menimbulkan bau busuk atau barang kali didalamnya
terdapat kotoran atau hewan yang tidak kamu lihat. Diriwayatkan bahwa ada
seorang laki-laki minum dari kendi, lalu merayap seekor ulat yang masuk
kedalam perutnya. Jangan pula kamu bernafas atau bersendawa didalam gelas
atau minum dari bagian gelas yang retak, perbuatan itu dilarang. Dalam
hadits disebutkan : bahwa ia adalah tempat duduk syaitan.
- 15. 4. Janganlah kamu makan atau
minum sambil berdiri. Perbuatan itu juga dilarang. Dalam hadits : “
janganlah kamu makan sambil berjalan.” Para dokter telah melarang
perbuatan itu, karena perut besar (tempat pencernaan) tidak siap untuk
menerima makanan dalam keadaan berjalan. Ya, para dokter menyuruh bergerak
sesudah makanan menetap dalam perut. Orang arab barkata : “ makanlah pada
waktu siang dan istirahatlah, makanlah pada waktu malam dan berjalanlah.
Maka berjalanlah sebelum kamu tidur, walaupun seratus langkah, karena
berjalan adalah salah satu sebab terbesar yang memudahkan pencernaan,
sedangkan waktu malam kebiasaannya tenang haruslah kita bergerak pada waktu
itu. Waktu siang kebiasaannya bergerak, maka iapun cukup untuk
pencernaan.” Janganlah kamu tinggalkan makan siang atau makan malam. Dalam
hadits : “ meninggalkan makan siang bisa menyebabkan sakit dan
meninggalkan makan malam bisa menyebabkan lekas tua.” Dalam hadits lain :
“ makanlah pada waktu malam, walaupun dengan segengam kurma, “ hendaklah
kamu makan pada waktu pagi sebelum kamu keluar dari rumahmu.” (seorang
bijaksana berkata pada putranya: “ hai anakku, janganlah keluar dari
rumahmu hingga kamu ambil akalmu, yakni kamu makan lebih dahulu, karena
dengan itu tetaplah akalmu dan hilanglah kebodohanmu.”) 5. Termasuk adab
ialah : janganlah kamu minum atau berbicara sementara makanan berada
dimulutmu dan janganlah kamu mengusap kedua bibirmu dengan ledahmu sesudah
makan dan minum, tetapi dengan kain pembersih (serbet). Janganlah minum
air sekaligus tanpa bernafas, tetapi kamu meminumnya sekali teguk dan
bernafas diluar gelas dalam hadits : “ teguklah air dengan kuat dan jangan
meneguknya sekaligus (tanpa nafas), karena penyakit hati itu disebabkan
oleh tegukan sekaligus.” Adalah Rasulullah SAW apabila minum didalam
gelas, beliau bernafas tiga kali. Dalam setiap nafas beliau memuji allah
ta’ala dan bersyukur kepadanya pada akhirnya. Jangan kamu makan sambil tertelungkup
diatas perutmu. Disebutkan dalam hadits larangan atas perbuatan itu.
Jangan kamu makan sambil terlentang, bersandar diatas bantal karena hal
itu menimbulkan sifat sombong dan banyak makan, sedangkan hal itu
merupakan perbuatan penguasa yang sombong. Janganlah kamu makan sambil
bersandar atas salah satu sisi badanmu, karena hal itu membahayakan
kesehatan dan mencengah cepatnya jalan keluar makanan kedalam perut besar
sehingga menjadi lemah. Dalam hadits : “ adalah Rasulullah SAW terkadang
berlutut untuk makan dan duduk diatas belakang kedua telapak kakinya.
Terkadang beliau menegakkan kakinya yang kanan dan duduk diatas kakinya
yang kiri. “beliau bersabda : “ aku tidak makan sambil bersandar, tetapi
aku seorang hamba aku makan sebagaimana hamba makan dan aku duduk
sebagaimana hamba duduk.” Janganlah kamu makan makanan dalam keadaan
panas, tetapi sabarlah sampai dingin sedikit dan mudah mengambilnya. Dalam
hadits : “ janganlah kamu makan makanan yang panas, karena ia menhilangkan
barokah.” Hendaklah kamu mengecilkan suapan dan mengunyah makanan itu
dengan baik, karena ia membantu pencernaan. Jangan kamu mengambil suapan
yang lain sebelum menelan suapan dimulutmu, karena hal itu menunjukkan
kerakusan terhadap makanan. 6. Apabila kamu selesai makan, cucilah kedua
tanganmu dan kedua bibirmu baik-baik dengan sabun, kemudian keringkanlah
keduanya dengan kain pembersih (serbet) yang bersih dari salah satu
sisinya, kemudian bersihkanlah sela-sela gigimu dengan tusuk gigi. Dalam
hadits : “ semoga allah merahmati orang-orang dari umatku yang
membersihkan sela-sela anggota badannya pada waktu berwudhu dan setelah
makan.” Berkumurlah setelah membersihkan sela-sela gigi. Barang kali
keluar sedikit darah sehingga menakjiskan mulut. Tentang hal itu terdapat
atsar/disebutkan dari ahlil bait alaihimus salam (keluarga Nabi SAW).
- 16. Sebagaimana disebutkan oleh
imam al-ghazali rahimahullah dalam kitab al-ihya’ : “ syukurilah nikmat
allah ta’ala dengan hatimu atas makanan yang diberikan allah kepadamu dan
saksikanlah makanan sebagai kenikmatan dariNya.” Allah ta’ala berfirman :
“ makanlah dari rizki yang diberikan allah kepadamu secara halal dan baik
dan syukurilah nikmat allah, jika kamu benar-benar menyebahNya” ( an nahl
: 114). Dalam hadits : “sesungguhnya allah meridhai hamba yang memakan
makanan, lalu memujiNya atas makanan itu dan minum minuman lalu memujiNya
atas minuman itu.” Bersyukur dengan lisanmu pula dengan mengucapkan :
“segala puji bagi allah yang memberi aku makanan ini dan menganugrahkannya
kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.” Dalam hadits : “ barangsiapa
mengucapkan itu, diampuni dosanya yang terdahulu.” Ucapkanlah pula : “
segala puji bagi allah berupa pujian yang banyak dan baik serta diberkati
tidak terbatas dan tidak berhenti serta selalu dibutuhkan. Ya allah
berkatilah kami didalamnya dan berilah kami makanan yang lebih baik
darinya.” Kecuali sesudah minum susu, maka ucapkanlah, “ berkatilah kami
didalamnya dan tambahilah kami darinya.” Karena tidak ada sesuatu makanan
dan minuman yang mencukupi selain susu. Setelah minum air, ucapkanlah “ segala
puji bagi allah yang menjadikannya tawar dan segar dengan rahmatNya dan
tidak menjadikannya asin sekali sampai pahit karena dosa-dosa kita.”
Bacalah pula sesudah makan, “ surat al-ihklas, dan surat al-quraisyin. 5
Adab makan bersama Sekelompok orang 1. Disunahkan bagimu untuk menyendiri
ketika makan. Makanlah bersama keluarga atau tamu- tamumu. Dalam hadits :
“ adalah Rasulullah SAW tidak maka sendirian.” Dalam hadits pula : “
berkumpullah kamu untuk makan makananmu, niscaya kamu diberkati didalamnya.”
Sebaik- baik makanan adalah yang banyak orang memakannya.” Apabila kamu
makan bersama orang lain, maka amalkanlah adab-adab berikut di samping
adab-adab yang lalu : Janganlah cepat-cepat duduk atau memulai makan
sebelum orang yang lebih tua (umurnya) daripada kamu atau lebih tinggi
kedudukannya darimu, kecuali jika kamu merupakan orang yang diikuti dan
diteladani seperti engkau menjadi tuan rumah. Maka patutlah kamu mulai
makan agar para hadirin tidak lama menunggu. Jangan kamu duduk lama
menghadap hidangan sehingga menjadi orang yang terakhir yang berdiri dari
situ dan Nampak sebagai orang yang rakus dan serakah. Kecuali jika kamu
tuan rumah, maka dianjurkan hal itu bagimu, dalam hadits : “ adalah Nabi
SAW apabila makan bersama orang banyak, beliau menjadi orang terakhir yang
makan.” Jangan terburu-buru berdiri atau berhenti makan, walaupun kamu
tetap menghadapi hidangan sehingga tetanggamu merasa malu dan berhenti
makan karena menirumu. Dalam hadits : “ apabila diletakkan hidangan, maka
janganlah seseorang bediri, walaupun ia sudah kenyang, sampai orang-orang
selesai. Karena hal itu membuat malu teman duduknya dan barangkali ia
menghendaki makanan itu.” 2. Hendaklah kamu memilih tempat yang cocok
denganmu di majelis, lalu duduk disitu dengan sopan dan tidak
mempermainkan alat-alat makan. Jangan sering menoleh dan bergerak dan
jangan mendesak orang disampingmu. Termasuk adab adalah mengkhususkan
pemberian salam dan bertanya kepada orang yang duduk didekatmu tentang
keadaanya. Hal itu dimaksudkan untuk menimbulkan kegembiraan padanya dan
menolak kesepian serta menghilangkan kemurungan hatinya.
- 17. Termasuk adab bila kamu tidak
duduk menghadap pintu kamar wanita dan tidak memandang dengan sengaja
kepada macam-macam makanan serta wajah-wajah dari orang-orang yang makan.
Jangan mengulurkna tanganmu kearah makanan yang jauh darimu, tetapi
makanlah makanan yang dekat darimu, kecuali buah-buahan maka tidak mengapa
kamu mengambil buah yang kamu sukai. Dalam hadits : “ adalah Nabi SAW
setelah makan mengeliling buah-buahan kepada para sahabatnya. Ada orang
yang bertanya kepadanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab: ia buka
satu macam.” Makanlah sebiji demi sebiji dan jangan makan dua biji
sekaligus. Dalam hadits hal itu dilarang, kecuali dengan seizing temanmu.
Janganlah membawa makanan yang didepan temanmu kedepanmu dan jangan
memonopoli (menguasai) makanan tanpa memberi temanmu, apabila engkau makan
pisang misalnya, jangan letakkan kulitnya didepan orang lain sehingga
menimbukan sangkaan bahwa engkau tidak makan apa-apa. Ini merupakan dusta.
Jangan melemparkan kulitnya dijalanan supaya tidak menyebabkan orang lain
tergelincir dan jangan menimbulkan suara ketika mengunyah, terutama bila
engkau menyukai suatu makanan, Karena hal itu menunjukkan keserakahan. 3.
Apabila engkau hendak meludah atau membuang ingus maka menyingkirah dari
majlis dan jangan mengeluarkan suara yang keras ketika meludah atau
membuang ingus. Hendaklah egkau berbicara dengan pembicaraan yang sesuai
dengan suasana. Sebagaimana di riwayatkan bahwa Nabi SAW. Menanyakan kuah
kepada keluarganya. Maka mereka menjawab, “kam hanya punyacuka.” Maka
beliau memintanya dan tetap memakanya seraya berkata “sebaik-baik kuah
adalah cuka, sebaik-baik kuah adalah cuka.” Janganlah engkau menyebut
sesuatu yang menjijikkan atau menceritakan kabar yang menyedihkan, karena
hal itu tidak sesuai dengan adab. Jangan pula engkau makan di piring dari
sebelah atasnya atau dari tengah makanan. Dalam hadis: “makanlah di piring
dari sisi-sisinya dan jangan makan dari tengahnya, karena barokah itu
turun di tengahnya.” 4. Termasuk adab pula adalah jangan menyentuh sesuat
makanan dengan tanganmu, tetapi dengan sendok. Kecuali jika makan
bersama-sama terdapat dalam satu pirng besar, maka tidaklah mengapa
melakukan itu. Akan tetapi makanlah dari tempat yang ada di depanmu dan
jangan mengibaskan tanganmu didalam piring dan jangan mendahulukan
kepalamu ketika meletakkan suapan di dalam mulutmu. Apabila engkau
keluarkan suatu dari mulutmu, maka palingkan wajahmu dari makanan dan
ambillah dengan tangan kirimu. Roti yang engkau patahkan dengan gigimu,
jangan engkau celupkan sisanya didalam kuah. Begitu pula jika engkau
mengambil sesuatu makanan, lalu engkau letakkan didalam piring atau
mulutmu, maka janganlah mengembalikannya sekali lagi tempatnya agar orang
lain tidak merasa jijik. 5. Jangan bersendawa di hadapan seseorang, tetapi
palingkan wajahmu darinya dan bersendawalah dengan pelan. Jangan mencium
makanan dengan hidungmu. Nabi SAW telarang dalam sabdanya : “ janganlah
kamu mencium makanan seperti hewan buas.” Apabila seseorang menawarkan
makanan kepadamu sedang engkau tidak menyukainya, maka jangan tunjukkan
ketidaksukaanmu terhadapnya dan mencelanya atau mengucapkan “ aku tidak
menyukainya” akan tetapi beralasanlah kepadanya dengan ungkapan yang halus
seraya berkata, “ aku harap anda memaafkan aku” atau “terima kasih” dan
sebagainya. Telah di kemukan bahwa Nabi SAW tidak pernah mencela makanan
sama sekali. Dalam hadits : “ orang-orang menghidangkan biawak panggang
kepada Rasulullah SAW lalu beliau mengulurkan tangan kepadanya.” Maka orang-orang
berkata “ ia adalah biawak ya rasulullah. ‘kemudian beliau mengakat
tangannya”
- 18. maka Khalid ibnul walid ra
berkata “ apakah biawak itu haram ya rasulullah ?’ belaiu menjawab
“tidak,’tetapi ia tidak terdapat dinegri kaumku sehingga engkau dapati aku
meninggalkannya.” 6. Apabila engkau mencuci kedua tanganmu, maka janganlah
mengibaskannya sesudah mencucinya agar percikannya tidak mengenai salah
seorang yang hadir. Apabila engkau makan di tempat seseorang, doakanlah
dia setelah selesai makan dan ucapkanlah, “ ya allah prbanyaklah kebaikanya,
berkatilah dia dalam rizki yang engkau karuniakan kepadanya dan mudahkan
baginya untuk meakukan kebaikan dengan rizki itu, puaskanlah dia dengan
apa yang engkau berikan kepadanya dan jadikanlah kami serta dia sebagai
orang-orang yang bersyukur.” Dalam hadis: “ Nabi SAW. Berbuka puasa di
rumah sa’ad bin ubadah ra. Kemudian beliau berdo’a dan mengucapkan:
orang-orang yang puasa berbuka di tempatmu dan makananmu di makan oleh
orang-orang yang saleh dan para malaikat mendoakan kamu sekalian.” Nabi
SAW. Makan di rumah Abdullah bin busr ra kemudian beliau berkata “ ya
allah berkatilah mereka dalam rizki yang engkau berikan kepada mereka dan
ampunilah serta rahmatilah mereka.” Apabila engkau menghadiri jamuan
makan, maka janganlah mengambil sesuatu makanan ke rumahmu. Itulah yang
dinamakan suatu kekeliruan. Kecuali jika di izinkan oleh pemilik makanan
atau engkau ketahui suatu persetujuannya, maka tidaklah mengapa kalau
begitu. Ketika itu ambillah apa yang engkau ingnkan atau yang di setujui
oleh teman-temanmu. Janganlah engkau menghadri walimah/pesta dimana engkau
tidak di undang sehingga engkau menjadi tamu tak di undang. Dalam hadis:
“barang siapa berjalan menuju jamuan makan sedang dia tidak di undang,
maka iapun berjalan sebagai orang fasik ( berbuat jahat ) dan yang engkau
makan haram.” 6 Adab berkunjungdan mita izin 1. Wahai anak patutlah engkau
memperhatika kunjungan kepada para kerabatmu, karna hal itu termasuk
silaturrahmi. Hendaklah engkau perhatikan pula kunjungan kepada
teman-temanmu agar supaya terwujud cinta yang kekal di antara egkau dan
mereka. Dalam hadis: “barangsiapa menjenguk orang sakit atau menjenguk
saudaranya karena allah, dua malaikat berseru: bahagialah kamu dan baiklah
perjalanamu dan engkau tempati syurga sebagai rumahmu. 2. Engkau harus
memelihara adab-adab kunjungan: yaitu engkau minta izin lebih dahulu
sebelum masukdengan berdiri di muka pintu sebelah luar sehingga engkau
tidak melihat kepadanya yang di dalamrumah. Dalam hadis: “ sesungguhnya di
jadikannya minta izin untuk menjaga pandangan.” Sunnahnya ialah engkau
ucapakan salam kemudian engkau minta izin seraya mengucapkan
“assalamu’alaikum, assalamu’alaikum.” Hal itu di sebabkan rumah-rumah pada
waktu itu tidak memakai tabir.” 3. Bilamana pintunya tertutup, maka
ketuklah ia dengan pelan. Jika ia mempunyai bel maka bunyikanlah bel itu
tampa mengejutkan dan tidak dengan keras. Allah telah mengajari kita adab
minta izin dalam firman allah ta’ala: “ hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebeum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar
kamu ( selalu) ingat” ( an-nur : 27 ). Jika kamu tidak menemukan
seseorang, maka janganah memasukinya hingga di izinkan bagi kamu. 4. Minta
izin itu dilakikan tiga kali dalam hadis: “ apabila seseorang dari kamu
minta izin tetapi tidak di izinkan baginya, maka hendaklah ia pulang.”
Apabila dikatakan kepadamu : siapa anda ? atau siapa di pintu ? maka
jawablah dengan menjelaskan namamu. Jangan katakana saya/temanmu atau saya
termasuk orang yang mencintaimu/menyayangimu atau semacam itu, kecuali
tuan rumah mengenalmu dengan suaramu.
- 19. Jika dekmikian tidaklah
mengapa. Dalam hadits mi’raj : ketika jibril minta di bukakan pintu
dikatakan kepadanya : “siapa ini?” jibril menjawan :”jibril.” Sahabat
jabir ra. Berkata : aku mendatangi Rasulullah SAW, lalu kuketuk pintu.
Kemudian beliau berkata : “siapa ?” aku menjawab “saya.” Maka Nabi SAW
berkata “saya,saya.” Nampaknya beliau tidak menyukainya. Seorang laki-laki
mengetuk pintu rumah seorang alim ulama’, orang alim itu berkata “siapa ?
“ orang itu menjawab “saya” maka orang alim itu berkata “saya tidak
mengenal seorangpun diantara teman-teman kami yang bernama saya.” Jika
dikatakan kepadamu “tuan rumah tidak ada,” maka janganlah engkau marah.
Jangan berburuk sangka bahwa ia tidak suka menemui kamu. Allah ta’ala
berfirman : “ dan jika dikatakan kepadamu : “ kembali sajalah” maka
hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan” (an-nur : 28). Setiap keluarga yang berdiam disatu
rumah terkadang masing-masing menepati kamar khusus, maka harus minta izin
pula. Tidak boleh seseorang membuka kamar orang lain, kecuali dengan izin
darinya walaupun orang yang terdekat darinya seperti ayah dan ibu. Dalam
hadits : “ seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW apakah aku harus
minta izin untuk masuk kekamar ibuku ? Nabi SAW menjawab “ya” orang itu
menjawab aku tinggal bersamanya dirumah, Nabi SAW bersabda : “ mintalah
izin kepadanya!’” orang itu berkata aku pelayannya’ maka Rasulullah SAW bersabda
: “ mintalah izin kepadanya” apakah engkau suka melihat ibumu dalam
keadaan terlentang ? orang itu menjawab “tidak” Nabi SAW bersabda
“mintalah izin kepadanya.” 5. Termasuk adab berkunjung adalah bila engkau
berkunjung pada waktu yang pantas, nukan pada waktu makan atau tidur
ataupun kerja agar orang yang dikunjungi tidak merasa keberatan dan tidak
membenci kunjunganmu, hendaklah engkau berkunjung secara wajar. Jangan
berkunjung setiap hari atau dihari-hari yang berdekatan agar tuan rumah
tidak bosan dengan kedatanganmu. Termasuk adab pula ialah jangan sedikit
sekali berkunjung agar tidak menimbulakn kesepian dan pemutus hubungan.
Dalam hadits : “ berkunjunglah setelah beberapa waktu (jarang-jarang),
niscaya engkau menambah rasa cinta.” Jangan berkunjung dalam waktu yang
lama terutama jika orang yang dikunjungi itu sibuk atau bersiap untuk
keluar atau akan makan, kecuali jika ia memintanya darimu. Jika demikian
tidaklah mengapa. 6. Hendaklah engkau memakai baju yang bersih,
berpenampilan bagus dan duduk ditempat yang pantas. Jangan mendahului
orang yang lebih tua umurnya atau kedudukannya daripadamu. Jangan
mempermainkan apa yang engkau dapatkan diruang tamu seperti : buku-buku
dan surat- surat atau alat-alat atau bunga-bunga atau lainya. Jangan
mengambil sesuatu tanpa izin tuan rumah. Apabila engkau menemukan sepucuk
surat, janganlah membacanya karena terdorong oleh rasa ingin tahu. Dalam
hasits : “barangsiapa membaca surat saudaranya tanpa izinnya seakan-akan
ia mengintai ke dalam neraka.” Jangan meludah dilantai atau permadani,
tetapi di tempat ludah atau di tempat yang sesuai, hendaklah engkau
menyertai tuan rumah salam suka dan dukanya. Jika hendak pulang engkau
minta izin darinya. Apabila mengizinkan bagimu, lalu datang tamu lain,
maka tetaplah duduk sebentar dan jangan bergegas-gegas keluar supaya ia
tidak menyangka bahwa engkau berdiri karena dia, dan tidak suka bertemu
dengannya. Kecuali bila engkau terburu-buru, maka beritahulah dia tentang
alasan berdirimu dan minta maaflah kepadanya. 7. Apabila seseorang
mengujungimu, maka sambutlah dia dengan wajah berseri-seri dan giat sambil
berkata “ ahlan wasahlan wa marhaban.” Jabatlah tangannya sedang engkau
sangat gembira atas kunjungannya, kemudian dudukkan dia pada tempat yang
pantas baginya dan bertanyalah kepadanya tentang kesehatannya dan
kesehatan keluarganya, kemudian
- 20. bicaralah kepadanya dengan
lemah embut dan sopan serta wajah ceria. Layanilah tamumu sendiri. Allah
SWT telah memuji nabi Ibrahim as dengan firmannya : “ sudahkah sampai
kepadamu (Muhammad) cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang
dimuliakan?” (adz- zariyaat : 24). Mereka dimuliakan karena Ibrahim
sendiri yang meayani mereka dan menyuruh istrinya melayani mereka serta
menghidangkan makanan bagi mereka dengan segera. Allah SWT berfirman : “
maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang
dipanggang” (huud : 69). “maka dia pergi diam-diam menemui keluarganya,
kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)” (adz-zariyaat:
26). Dalam hadits : “datang utusan raja najasy (raja habsyah di ethopia)
kepada Rasulullah SAW. Lalu beliau sendiri yang melayani mereka. Maka para
sahabatnya berkata kepadanya : kami mencukupimu ya rasulullah, beliau
bersabda : “ jangan mereka dulu memuliakan sahabat- sahabat, dan aku ingin
membalas mereka.” Imam as-syafii datang kepada imam malik rahimahullah.
Maka beliau menghidangkan sendiri makanan kepadanya kemudian menuangkan
air sendiri atas kedua tangannya dan berkata : “ jangan terkejut atas apa
yang anda saksikan.” Melayani tamu adalah wajib. 8. Hidangkan kepada
tamumu makanan dan minuman yang sesuai dengannya jika ada, tanpa
dipaksakan, supaya engkau tidak merasa berat atas kedatangannya. Jangan
katakana : maukah aku hidangkan makanan bagimu? Akan tetapi suguhkan
makanan itu lebih dahulu. Jika ia suka maka biarlah ia makan. Kalau tidak
suka, maka angkatlah makanan itu. Sahabat sulaiman al- farisi ra berkata “
Rasulullah SAW menyuruh kita untuk tidak memaksa diri bagi tamu dengan
menyediakan apa yang tidak ada pada kita dan menyuruh menyuguhkan apa yang
ada.” Jangan membatasi dalam memuliakan tamumu. Dalam hadits : “Rasulullah
SAW singgah pada seorang laki-laki yang mempunyai banyak unta dan sapi,
tetapi tidak menjamunya sebagai tamu dan beliau singgah pada seorang
perempuan yang mempunyai beberapa ekor kambing. Kemudian perempuan itu
menyemblih kambing untuknya. Maka beliau berkata, lihatlah kepada kedua
orang itu. Sesungguhnya akhlak ini ada dalam kekuasaan allah. Maka
barangsiapa ingin diberi akhlak yang baik, iapun melakukannya.” Dalam
hadits lain : barangsiapa beriman kepada allah dan hari akhir, hendaklah
ia menghormati tamunya.” Dalam riwayat lain : “aku dan orang- orang yang
bertaqwa dari umatku tidak suka memaksa diri.” Penyair berkata : Kecerahan
wajah manusia lebih baik daripada jamuan Maka bagaimana dengan orang yang
Memberi jamuan sambil tertawa 9. Disunnahkan agar engkau menggiatkan
tamumu untuk makan dan menganjurkan. Dalam hadits yang panjang dari abu
hurairah ra. Bahwa Nabi SAW. Menyuruhnya memanggil ahli shuffah (fakir
miskin yang tinggal di masjid nabi), lalu mereka hadir. Kemudian Nabi SAW
menyenangkan mereka semua dari segelas susu. Abu hurairah menceritakan
hadits itu sehingga beliau berkata “ tinggal aku dan kamu” aku berkata “
benarhkah anda ya rasulullah” Nabi SAW berkata “ duduklah dan minumlah”
maka akupun duduk dan minum. Kemudian beliau berkata “minumlah” maka
akupun minum. Beliau terus berkata kepadaku “minumlah” sampai aku berkata
“ jangan , demi allah yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak sanggup
lagi meminumnya” Nabi SAW berkata “berilah aku”. Maka akupun memberinya
gelas. Kemudian beliau memuji allah dan menyebut basmalah dan minum
sisanya. 10. Apabila datang seseorang kepadamu untuk mengunjungimu, maka
janganlah bersembunyi darinya dan menyuruh pelayan mengatakan kepadanya
bahwa engkau tidak ada dirumah atau sedang tidur. Ini bukanlah termasuk
akhlak yang baik. Perbuatan itu haram karena merupakan
- 21. dusta. Engkau harus menemui
tamumu. Jika merasakan kepayahan, maka tahanlah itu. Apabila tamu minta
izin kepadamu untuk pulang, janganlah terburu-buru mengizinkannya tetapi
mintalah agar ia bersabar. Kecuali jika ia pulang dan antarkan ia ke pintu
rumahmu atau ke jalan sambil menyesalkan ketergesaanya dan berterima kasih
atas kunjungannya dan mengharapkan supaya ia sering berkunjung dalam
hadits : “ termasuk sunnah adalah keluarnya seseorang bersama tamunya
menuju pintu rumah.” 7 Adab menjeguk orang sakit 1. Di anjurkan bagimu
untuk menjeguk orang sakit, trutama bila ia termasuk kerabat atau
tetangga- tetanggamu atau guru-gurumu atau teman-temanmu. Apabila engkau
mendengar sakitnya salah seorang dari mereka, maka segeralah menjenguknya
untuk mengetahui bagaimana keadaanya dan masukkan kegembiraan di dalam
hatinya serta medoakannya agar sehat. Dalam hadits : “ hak orang muslim
atas orang muslim ada lima : menjawab salam, menjenguk orang sakit,
mengantarkan jenazah, memenuhi undangan dan mendoakan orang bersin.” Dalam
hadits lain : “ tidaklah seorang muslim menjenguk muslim lainnya pada
waktu pagi, melaikan ia didoakan oleh 70.000 malaikat sampai sore. Jika ia
menjenguknya di waktu sore maka ia didoakan oleh 70.000 malaikat sampai
pagi dan ia mendapatkan buah di syurga.” Sebelum engkau menjenguk orang
sakit, engkau harus bertanya lebih dahulu, apakah ia bisa menerima tamunya
atau tidak? Supaya tidak memberatkannya. Bilamana ia bisa menerima maka
datanglah segera untuk menjenguknya. Adapun jika tidak mampu atau
penyakitnya menular, maka cukuplah engkau memberi salam kepadanya dan
mendoakan supaya sehat dan tanyakan kepada keluarganya tentang
kesehatannya. 2. Termasuk adab menjenguk ialah engkau ringankan duduk
bersama orang sakit agar ia tidak payah atau merasa berat menerima kamu.
Kecuali bila ia terhibur dengan keberadaanmu, maka tidaklah mengapa kalau
begitu. Dari sahabat ibnu abbas ra. Ia berkata : “ termasuk sunnah adalah
meringankan duduk dan tidak bersuara keras pada waktu menjenguk orang
sakit.” Dalam hadits : “ menjenguk orang sakit itu selama waktu memerah
susu unta.” Seorang ulama’ sufi bernama sariyyu as-saqathy rahimahullah
berkata “ aku sakit di kota turhus. Datang menjengukku sekelompok orang
yang duduk lama hingga mereka membuat aku jemu. Kemudian mereka minta doa
dari aku. Maka kuangkat tanganku dan aku berkata “ ya allah ajarilah kami
bagaimana cara menjenguk orang sakit.” Termasuk adab pula adalah engkau
bertanya kepadanya tentang keadaanya dengan perkataan singkat. Jika
jawabannya tidak memberatkan baginya. Kalau tidak. Cukuplah dengan
menanyai orang yang merawatnya. Hendaklah pertanyaanmu dengan suara yang
sedang karena suara yang sangat pelan terkadang menimbulkan rasa takut dalam
hatinya, sedangkan suara yang keras barangkali membuatnya gelisah dan
menambah penyakitnya. Letakkan tanganmu diatas dahinya atau tangannya
dalam hadits : “ kesempurnaan menjenguk orang sakit adalah bila seseorang
dari kamu meletakkan tangannya, lalu bertanya kepadanya bagaimana dia?
Dalam suatu riwayat : bagaimana keadaanmu? Dan orang sakit menjawab : saya
dalam keadaan baik , Alhamdulillah.” Apabila engkau melihat perubahan pada
warnanya atau kelemahan pada badannya, jangan tunjukkan keprihatinanmu atas
hal itu supaya ia tidak mersa takut atau terkejut sehingga semakin parah
penyakitnya. Akan tetapi besarkanlah hatinya dan doakan dia supaya sehat
dan pangjang umur. Dalam hadits : “ apabila kamu menjenguk orang sakit,
maka berilah dia harapan panjang umur, karena hal itu menolak sesuatu dan
akan menghibur hatinya.” Hal itu dilakukan dengan mengucapkan seperti
dalam hadits lain : tidak mengapa, suci dari dosa insya allah.
- 22. 3. Jangan engkau menyebut
sesuatu yang mengganggu dan mengecewakannya seperti menceritakan rasa
sakit dari penyakit dan kesulitan menggunakan obat-obatan atau mengataka
kepadanya : si fulan sakit seperti penyakitmu ini, lalu mati. Karena
perkataan itu menyusahkannya dan merusak pikiran serta menambah
penyakitnya. Apabila orang yang sakit mengeluh kepadamu, maka janganlah
membentaknya dan memarahinya, tetapi dengarkan keluhannya dan ringankan
penderitaannya dengan kata-kata yang lembut seperti mengatakan kepadanya :
engkau tidak apa-apa, penyakitmu ringan, sebagian orang-orang penyakit
mereka lebih parah daripada penyakitmu, namun allah menyenggerakan
kesembuhan bagi mereka. Apabila engkau melihatnya mengabaikan
nasihat-nasihat dokter, janganlah engkau menegurnya dengan keras, tetapi
ingatkanlah dia dengan lemah lembut dan doronglah dia untuk mengikuti
nasihat-nasihat dan mengunakan obat. Apabila ia tidak mau maka yakinkanlah
dia dengan pelan supaya ia memakannya dan jangan memaksa dia melakukannya.
Dalam hadits : “ janganlah memaksa orang-orang sakit diantara kamu agar
makan dan minum, karena allah memberi mereka makan dan minum.” 4.
Disunnahkan untuk membangkitkan selera makannya. dalam hadits : “ bahwa
Rasulullah SAW menjenguk seorang laki-laki anshor lalu beliau berkata “apa
yang engkau sukai? Orang itu menjawab “aku suka roti gandum” kemudian
berdirilah seorang sakit laki-laki lalu pergi dan datang membawa sepotong
roti. Maka Nabi SAW memberikan roti itu kepadanya. Kemudian beliau
bersabda : apabila seorang yang sakit diantara kamu menyukai sesuatu,
hendaklah ia memberinya makanan itu.” Disunnahkan pula agar engkau
mendoakannya dengan doa yang berasal dari Nabi SAW “ aku mohon kepada
allah yang maha agung. Pemilik arasy yang agung agar dia menyembuhkan
kamu.” Dalam hadits : “ barangsiapa menjeguk orang sakit yang belum datang
ajalnya, lalu mengucapkan doa yang tersebut tadi dihadapannya 7 kali, maka
allah menyembuhkannya dari penyakit itu.” Disunnahkan pula bagimu untuk
meminta doa darinya berdasarkan hadits : “jenguklah orang sakit dan
suruhlah mereka mendoakan kamu, karena doa orang sakit itu mustajab dan
dosanya diampuni.” 8 Adab orang sakit 1. Termasuk adab orang sakit adalah
bersabar atas penyakitnya. Maka ia tidak boleh gelisah/cemas dan tidak
boleh banyak mengeluh, tetapi ridha dengan penyakit yang ditakdirkan allah
baginya agar mendapat pahala yang banyak. Disebutkan dalam hadits :
“tidaklah orang mukmin ditimpa kepayahan dan penyakit, kesusahan dan
kesedihan, gangguan dan kemelut, sekalipun duri mengenainya, melainkan
allah menghapus dosa-dosanya semua itu.” Hendaklah ia berdoa kepada allah
agar dirinya sembuh sebagaimana dalam hadits : “ seorang laki-laki
mengeluh badannya sakit kepada Nabi SAW. Maka Rasulullah SAW berkata
kepadanya, letakkan tanganmu di bagian tubuhmu yang sakit dan ucapkanlah
bismillah (3 kali), dan kemudian ucapkan (7 kali ) : aku berlindung dengan
keperkasaan allah dan kekuasaanNya dari kejahatan apa yang aku rasakan dan
aku takuti.” 2. Hendaklah ia menggunakan obat yang berfaedah bagi
kesehatannya. Dalam hadits : “ berobatlah kamu sekalian karena
sesungguhnya allah tidak menurunkan penyakit, melainkan dia menurunkan
obat baginya.” Hendaklah ia menyakini bahwa kesembuhan itu dari allah,
bukan dari obat. Sebagaimana firman allah dalam menceritakan nabiNya
Ibrahim : “ dan apabila aku sakit, maka dialah (allah) yang menyembuhkan
aku.” (asy syu’ara’ : 80). Hendaklah ia sangat waspada dari meninggalkan
shalat pada waktu ia sakit atau menundanya sesudah waktunya. Ia harus
melakukan shalat menurut kemampuannya sebagaimana sabda
- 23. Rasulullah SAW kepada sayyidina
imran bin hushain ra. Yang menderita penyakit bawacir (penyakit didubur):
“ shalatlah sambil berdiri. Kalau engkau tidak sanggup, maka diatas sisi
tubuhmu. Jika engkau tidak sanggup, maka sambil berbaring. Allah tidak
memaksa seseorang, melainkan menurut kemampuannya.” Orang sakit boleh
menggabung antara shalat zhuhur dan ashar baik taqdim atau ta;hkir, begitu
pula magrib dan isya’ apabila penyakit itu dirasakan pada waktu ihram
dalam kedua waktu itu dan ketika mengucap salam dari salam pertama dan
antara keduanya. Jika tidak mampu berwuduk biarlah orang lain membantunya
berwudhu. Jika tidak ada yang membantunya, hendaklah ia bertayamum
hendaklah ia menjaga dirinya sungguh-sungguh dari na’jis, oleh karena
masalahnya sangat keras, dan jangan menggampangkan sebagaimana yang
dilakukan oleh sebagian orang-orang yang sakit. Hendaklah ia tidak
meninggalkan puasa ramadhan bila ia mampu. Kalau tidak mampu, hendaklah ia
segera mengqhada’nya (menggantinya) jika sudah sembuh. 3. Apabila ia sudah
sembuh, hendaklah ia banyak bersyukur kapada allah atas kesembuhannya dan
selalu mohon dariNya panjang umur dalam mentaatiNya disertai karunia dan
keselamatan. Dalam hadits : “ mohonlah kepada allah pengampunan dan
kesehatan, karena tidak seorangpun yang diberi setelah keyakinan lebih
baik dari sehat wal afiat.” Dalam hadits lain : “ sebaik-baik kamu ialah
yang paling panjang umurnya diantara kamu dan paling baik amalnya.”
Hendaklah ia mengingat kebaikan orang-orang yang melayaninya dan
menjenguknya pada waktu sakitnya serta berterima kasih kepada mereka dan
mengujingi mereka dirumah-rumah mereka sedapat mungkin. Dalam hadits : “
barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, iapun tidak bersyukur
kepada allah.” Hendaklah ia menepati janjinya kepada alah pada waktu
sakitnya untuk bertaubat dan melakukan amal-amal salih. Diriwayatkan bahwa
Nabi SAW menjenguk khawwaat bin jubair ra pada waktu sakitnya, lalu
berkata kepadanya, “ apakah tubuhmu sudah sehat, ia khawwaat ?” aku
menjawab “ dan tubuhmu ya rasul “ beliau berkata “ tetapi tepatilah apa
yang engkau janjikan kepada allah” aku berkata “ aku tidak menjanjikan
apa-apa kepada allah azza wajalla (allah yang maha mulia dan maha agung).
Nabi SAW berkata “ benar sesungguhnya tidaklah seorang hamba menderita
sakit, melainkan allah ta’ala menimbulkan kebaikan maka tepatilah apa yang
engkau janjikan kepada allah.” 9 Adab kunjungan ta’ziah 1. Apabila engkau
mendengar kematian seseorang disunnahkan bagimu mengucapkan ‘’ sesugguhya
kami milik allah dan kepadanya kami akan kembali ,dan sesungguhya kami
kembali kepada allah .ya allah, tulislah Dia disisimu dalam golongan
orang-orang yang bertaubat baik dan sampikan buku catatanya di illiyyin
dan gantilah dalam keluarganya diantara orang-orang yang hidup . jangan
engkau haramkan pahalanya bagi kami dan jangan timbulkan fitnah pada kami
sesudah ia tidak ada .’’ kemudian pergilah kepada keluarganya untuk
bertakziah kepada mereka dengan meringankan kesedihan mereka dan menghibur
mereka atas musibah mereka serta manceritakan kepada merka adaya pahala
yang bnayak atas kesabaran itu dan melarang mereka berkeluh kesah yang
menghilang kan pahala dan myebabkan dosa . engkau katakan kepadanya
:’’semoga allah membesarkan pahalamu dan memberi kesabaran yang baik atas
apa yang menimpamu serta mengampuni dosa orang yang telah meninggal darimu
. bagi allah apa yang diambilnya dan bagiya apa yang diberikanya segala
sesuatu disisiya mempuyai masa tertentu .’’demikianlah dunia ini dan
inilah kesudahan setiap mahluk hidup ‘’ setiap jiwa
- 24. itu akan merasakan kematian
.’’(ali imron :185). Dalam hadis : tidaklah seorang mukmin menghibur
saudaranya atas musibahnya ,melaikan Allah SWT memakaikan padanya pakaian
kemulian dihari kiamat. 2. Hendaklah engkau ikut serta dengan keluarganya
si mayit dalam merasakan kesedihan mereka. Maka jangan menampakkan
kegembiraan dihadapan mereka dengan memakai pakaian yang mewah atau
tertawa atau tersenyum atau bergurau dengan orang lain dan tidak banyak
berbicara atau berbicara tentang keadaan orang lain yang wafat selama hal
itu tidak dimulai oleh keluarga dan para kerabatnya. Ketika itu pujilah
dia dan sebutlah kebaikan-kebaikan perbuatannya. Janganlah engkau menyebut
sesuatu keburukannya. Nabi SAW telah bersabda : “ sebutlahlah
kebaikan-kebaikan orang mati diantara kamu jangan menyebut keburukan-keburukan
mereka.” Dianjurkan melakukan takziah sebelum penguburan dan sesudahnya
dan dihukum makruh sesudah tiga hari, karena memperbarui kesedihan.
Kecuali bila pelaku takziah atau orang yang menerima takziah tidak ada
maka takziah itu berlangsung hingga ia datang. 3. Hendaklah engkau
membantu keluarga mayit sesuai kemampuanmu dan berusaha menghadiri shalat
atas mayit dan mengantarkan jenazahnya, karena hal itu termasuk hak-hak
sesama kaum muslimin disamping mempunyai keutamaan yang besar. Dalam
hadits : “ barangsiapa menghadiri jenazah hingga di sembahyangi, ia
medapat satu qirth, dan siapa yang menhadiri hingga di kubur ia mendapat
dua qirth. Ada yang mengatakan : apakah dua qirth itu? Beliau menjawab : “
seperti dua gunung besar.” 10 Adab orang yang mengalami musibah 1. Apabila
seseorang mengalami kematian dari salah seorang kerabatnya atau temannya,
maka ia harus bersabar dan tabah. Hendaklah ia mengucapkan : “
sesungguhnya kami adalah milik allah dan kepadanya kami kembali. Ya allah
berilah aku pahala atas musibahku dan gantilah aku dengan yang lebih baik
darinya.” Dalah hadits : “ barangsiapa mengucapkan itu, maka Allah SWT
memberi pahala dalam musibahnya dan mengganti baginya dengan yang lebih
baik dari itu.” Berkata ummu salamah ra.: “ ketika abu salamah wafat, aku
mengucapkan sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah SAW Kepadaku.” Maka
Allah SWT mengganti dengan orang yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah
SAW. Dalam hadits lain : “ apabila hamba anak allah meninggal dunia, Allah
SWT berfirman kepada malaikatnya’ kalian cabut nyawa anak hambaku? Mereka
menjawab, ya allah ta’ala berfirman, kalian mencabut nyawa buah hatinya
mereka menjawab ya Allah SWT berfirman apa kata hambaku ? mereka menjawab,
dia memujimu dan mohon perlindunganmu dnegan mengucapkan : inna lillahhi
wa inna ilaihi rajiuun. Kemudian Allah SWT berfirman : “ bagunlah bagi
hambaku sebuah rumah disyurga dan namakanlah ia baitul hambdi (rumah
pujian).” 2. Hendaklah ia sangat waspada dari meratapi mayit dengan
menyebut kebaikan-kebaikannya disertai tangis dan mengeraskan suara,
karena ini menunjukkan karena ia tidak berbuat itu adalah haram. Begitu
pula menampar pipi, mencakar wajah, merobek pakaian dan memukul dada.
Dalam hadits : “ Rasulullah SAW. Berlepas diri dari wanita yang
mengeraskan suaranya dengan meratap dan wanita yang mencukur rambutnya
serta merobek bajunya pada waktu terkena musibah.” Adapun tangis tanpa
meratap dan mengeraskan suara maka tidaklah haram. Dalam hadits : “ ketika
Rasulullah SAW ., diberitahu tentang kematian anak laki-laki dari putrinya
zaenab ra berlinanglah air mata beliau. Maka sa’ad bin ubadah ra berkata
kepadanya, apa gerangan ini ya Rasulullah SAW ? beliau menjawab : “ ini
adalah rahmat yang dijadikan allah dalam hati para hambanya sesungguhnya
allah merahmati hamba-hambanya yang penyayang.”
- 25. 11 Adab berkunjung untuk
memberi selamat 1. Apabila temanmu lulus dalam ujian atau datang dari
berpergian atau sembuh dari penyakit atau merasakan kesenangan karena
suatu sebab, maka dianjurkan bagimu utnu mengunjunginya dan memberi
selamat kepadanya agar supaya bertambah kegembiraannya dan menjadi kuat
kecintaanya kepadamu karena ikut bergembira dengannya. Allah telah
memberikan kabar gembira bagi para hambaNya yang beriman dengan firman
Allah SWT : “ allah menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dan
keridhaan dariNya serta syurga yang didalamnya mereka mendapat kenikmatan
yang kekal.” (at-taubah : 21). Ketika diturunkan kepada Nabi SAW ayat
“supaya allah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang kemudian” (al-fath
: 2) pada waktu beliau pulang dari hudaibiyah Nabi SAW bersabda : “telah
turun kepadaku sebuah ayat yang lebih aku sukai daripada segala yang ada
diatas bumi.” Kemudian beliau membacakannya kepada para sahabat. maka
mereka berkata “ selamat bagimu ya rasulullah saw (al-hadits). Nabi saw
memberi kabar gembira kepada sayyidah khadijah ra tentang sebuah rumah
baginya disyurga dari mutiara, tiada keributan disitu dan tiada kepayahan.
Nabi saw bertanya kepada ubay bin ka’ab ra “ ayat mana yang paling kamu
agung didalam kitab allah?” ubay menjawab “ ayat kursi” nabi saw bersabda
: “selamat bagimu atas ilmumu, hai abal mundir.” Rasulullah saw berkhutbah
diakhir bulan sya’ban maka beliau berkata : hai sekalian manusia, kalian
telah dinaungi oleh sebuah yang agung, bulan yang penuh berkah dan
didalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.” (al
hadist). Ini adalah dalil atas anjuran memberi selamat atas kedatangan
bulan ramadhan dan hari raya. 2. Ketika memberi kabar gembira kepada
temanmu hendaklah engkau menyambutnya dengan wajah tersenyum dan jiwa yang
dipenuhi kegembiraan seraya berkata kepadanya ketika datang dari
berpergian : “ segala puji bagi allah yang menyelamatkanmu. Atau segala
puji bagi allah yang mempertemukan aku denganmu atau ucapkan selamat
kepadamu karena engkau telah tiba dengan selamat atau semacam itu. Dan
ketika pilang dari haji “semoga allah menerima hajimu dan mengampuni
dosamu serta mengganti biayamu” atau semoga menjadi haji yang mabrur dan
amal yang disyukuri/diterima dan perniagaan yang tidak akan merugi. Ketika
memberi selamat atas perkawinan : semoga allah memberi berkah bagimu dan
memberi berkah atasmu serta mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan. Dan
ketika bayi lahir semoga allah memberi berkah bagimu dalam bayi itu dan
engkau syukuri allah yang memberikannya semoga ia mencapai usia dewasa dan
ia berbakti kepadamu. Sebagai jawaban temanmu kepadamu ia berkata “ semoga
allah memberi berkah bagimu dan memberi berkah atasmu. Semoga allah
membalasmu dengan kebaikan dan semoga allah mengeruhiaimu sepertinya” Pada
waktu memberi selamat atas kedatangan ramadhan “bulan yang diberkati” dan
pada waktu hari raya “semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dan
beruntung dengan ridha allah sekalian alam, setiap tahun dan kamu selalu
dalam kebaikan.” 12 Adab dalam berpergian 1. Ketahuilah bahwa berpergian
itu bisa menjadi wajib seperti pergi haji kebaitullah yang suci dan
menuntut ilmu yang wajib. Iapun bisa menjadi sunah seperti menziarahi
makam nabi saw. Atau menziarahi para wali dan orang-orang salih atau kedua
orang tua dan para kerabatatau mengujungi para sahabat atau teman. Ia bisa
menjadi mudah seperti perjalanan untuk berdangan atau bertamsya.
- 26. 2. Apabila engkau ingin
berpergian, maka shalatlah istikharah (minta petunjuk allah) lebih dulu
dan mintalah izin kepada kedua orang tuamu dan guru-gurumu. Apabila lapang
dadamu dan mereka izinkan bagimu, maka mulailah dengan mengembalikan
barang-barang orang lain kepada pemiliknya seperti engkau mengambil
sesuatu tanpa izin pemiliknya dan engkau kembalikan barang-barang titipan,
dan pinjam serta melunasi hutang-hutang dan menyiapkan belanja bagi orang
yang wajib engkau bernafkah. Kemudian engkau siapkan wasiat yang engkau
perlukan dan menyediakan bekal yang halal dan baik mohonlah ampun kepada
allah dari segala maksiat dan dosa dan mohonlah pertolongan darinya atas perjalananmu.
3. Kemudian pilihlah seseorang teman yang shalih untuk membantumu dalam
kebaikan dan meringankan darimu kepayahan-kepayahan perjalanan “ pilihlah
teman sebelum jalan” sebagaimana disebutkan dalam hadits : “ nabi saw
melarang seseorang berpergian seorang diri. Beliau bersabda : “pengendara
itu syaitan, dua orang pengendara itu dua syaitan sedangkan tiga
pengendara itu rombongan.” Kemudian berpamitlah kepada kedua orang tua dan
guru-gurumu, teman-teman dan para tetanggamu serta mintalah maaf dari mereka
dan setiap orang yang melakukan muamalat/hubungan denganmu dalam sesuatu
hal. Dalam hadits: “ apabila seseorang dari kamu ingin berpergian,
hendaklah ia berpamitan dengan saudara-saudaranya, karena allah swt
memberi berkah pada doa mereka baginya.” Ucapkanlah doa yang diriwayatkan
: “ aku titipkan kamu kepada allah yang tidak hilang titipannya.”
Disunnahkan bagi orang yang menetap untuk mengantarkan musafir dan
mendoakan baginya dengan doa dalam hadits yaitu : “ aku titipkan kepada
allah agama dan amanatmu serta akhir amalanmu dalam pemeliharaan allah dan
lindungannya. Semoga allah membekalimu dengan taqwa dan mengampuni dosamu
serta mengarahkanmu bagi kebaikan dimanapun engkau berada.” Shalatlah dua
rekaat bila engkau ingin keluar dari rumahmu dan membaca dalam rekaat
pertama “qul ya ayyuhal kafirun” dalam rakaat kedua “qulhuwallah hu ahad”
setelah mengucapkan salam, bacalah ayat kursi diriwayatkan dalam hadits
bahwa barangsiapa membaca ayat kursi sebelum ia keluar dari rumahnya
tidaklah ia ditimpa sesuatu yang tidak disukainya hingga ia pulang.
Patutlah engkau baca pula surah : liila fiquraisin..” sebagian ulama’
berkata surat tersebut menimbulkan perlindungan dari segala gangguan. 4.
Apabila engkau berdiri dipintu rumahmu, bacalah doa pada waktu keluar dari
rumah sebagaimana dikemukakan dalam adab pada waktu berjalan dan dahulukan
kakimu yang kiri apabila engkau telah tegak diatas kendaraan, bertakbirlah
tiga kali kemudian ucapkanlah : “ maha suci allah yang menundukkan
kendaraan ini bagi kami dan tidaklah sebelum ini kami mampu menguasainya.
Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada tuhan kami” (az-zuhrf : 13,14).
“ ya allah, kami mohon kepadamu dalam perjalanan kami ini kebajikan dan
ketaqwaan serta amal yang engkau ridhai. “ ya allah, ringankanlah perjalanan
kami ini dan dekatkanlah bagi kami jaraknya yang jauh. Ya allah, engkaulah
teman dalam perjalanan dan pengganti kami dalam keluarga. Ya allah, aku “
ya allah, ya allah, ringankanlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah bagi
kami jaraknya yang jauh. Ya allah, engkaulah teman dalam perjalanan dan
pengganti kami dalam keluarga, ya allah aku berlindung denganmu dari
kepayahan dalam perjalanan dan pemandangan yang menyedihkan serta keadaan
yang buruk dalam harta keluarga dan anak.” Apabila engkau kembali, bacalah
doa yang terdahulu dan tabahkanlah, . “kami pulang, kami bertaubat, kami
beribadah, kami bersyukur kepada allah.” Sebagaimana diriwayatkan dalam
hadits : “ apabila engkau takut manusia atau lainnya, maka ucapkanlah : “
ya allah, kami jadikan engkau sebagai lawan mereka dan kami berlindung
denganmu dari kejahatan mereka.” Apabila engkau takut syaitan, hendaklah
engkau ucapkan
- 27. azan karena jika mendengar
azan, ia (syaitan) pun takut, jadilah engkau dalam perjalananmu sebagai
contoh akhlak yang baik. Engkau hormati yang lebih tua darimu dan engkau
sayangi orang yang lebih kecil darimu. Engkau utamakan orang lain daripada
dirimu ditempat yang sesuai, terutama jika ia lemah atau sakit engkau
perlakukakan semua dengan lemah lembut kepada mereka dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka. Jangan kikir dalam memberi makanan atau lainya
kepada mereka. Jangan bertengkar dengan mereka atau melakukan perbuatan
yang mengganggu mereka. Waspadalah dari mengganggu sopir kendaraan dengan
banyak bicara, berbantahan dan bertengkar. 5. Dianjurkan berpergian pada
hari kamis. Dalam hadits : “ jarang rasulullah saw berpergian selain hari
kamis.” Hendaklah perjalanan itu dimulai pada awal siang hari. Dalam
hadits : “ ya allah, berkatilah umatku dipagi-pagi benar.” Bila engkau
sudah menyelesaikan pekerjaanmu kembalilah dengan segera dalam hadits : “
berpergian itu adalah sebagian dari siksa.” Yang mencengah seseorang
diantara kamu dari makanan dan minuman serta tidurnya, maka apabila
seseorang dari kamu menyelesaikan keperluannya, hendaklah ia segera pulang
kepada keluarganya.” Apabila engkau melihat kotamu, ucapkanlah ya allah
jadikanlah bagi kami ketenangan dan rizki yang baik disitu dan ucapkanlah
kami pulang, kami bertaubat, kami beribadah dan kami bersyukur kepada
allah,” sampai engkau memasuki kota apabila engkau masuk rumahmu,
ucapkanlah : “ kami kembali, dan kami bertaubat kepada allah yang tidak
meninggalkan dosa kepada kami.” Hendaklah engkau pulang pada waktu siang,
dalam hadits : “ adalah rasulullah saw sehabis berpergian tidak mendatangi
keluarganya pada waktu malam. Beliau datang kepada mereka pada waktu pagi/
sore.” Sebelum masuk rumahmu, mulailah dengan shalat dua rekaat dimasjid
terdekat darinya. Ini adalah sunnah. Disunnahkan pula bagimu untuk membawa
hadiah kepada keluargamu, karena mata orang-orang memperhatikan orang yang
baru datang dari berpergian. Maka dianjurkan untuk mengembirakan mereka
sehingga disebutkan dalam hadits : “ bahwa jika ia tidak membawa apa-apa
hendaklah ia letakkan sebuah batu didalam keranjangnya.” 13 Adab
berpakaian 1. Dianjurkan bagimu memakai baju untuk menutup aurat yang
diperintahkan allah kepadamu menutupinya supaya engkau mendapat pahala
atas niatmu dan berniat pula mensyukuri nikmat pakaian. allah telah
menganugerakan pakaian dalam firman nya : “hai anak adam ,kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian idah untuk perhiasan “
(al a’raap:26 ) .dalam ayat : ” dan dia (allah ) jadikan bagimu pakaian
yang memeliharamu dari panas “ (an nahl:81) 2. Engkau mulai dengan tangan
kanan. Dalam hadis “ apa bila kamu memakai baju dan apa bila kamu
berwuduk, mulailah dengan tangan kananmu. “sesudah mengucapkan basmalah
,engkau ucapkan : “ ya allah ,aku mohon kepadamu kebaikanya dan kebaikan
aurat yang ditutupi dan aku berlindung denganmu dari keburukannya dan keburukan
aurat yang ditutupi dan aku berlindung denganmu dari keburukannya dan
keburukan aurat yang ditutupiya. Segala puji bagi allah yang memberiku
pakaian ini dan mengajurkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.
waspadalah agar tidak membuka auratmu tanpa keperluan. Apa bila perlu
melakukan itu, bacalah doa yang terdapat dalam hadis, dimana penutup aurat
manusia dari pandangan jin adalah : “ dengan nama allah yang tiada tuhan
selain dia. “ketika melepas pakaian mulailah dengan tanganmu yang kiri.
- 28. 3. Apabila engkau memakai
bajumu yang baru, sedekahkanlah bajumu yang lama, nabi saw. bersabda : “
barang siapa memakai baju baru, lalu mengucapkan: segala puji bagi allah
yang memberikan pakaian untuk menutupi auratku dan supaya aku berhias
denganya dalam hidupku, kamu di-an ia mengambil baju yang sudah usang dan
meyedekahkannya, maka iapun dalam pemeliharaan dan lindungan allah azza wa
jalla dan berada dijalan allah dalam keadaan hidup dan mati . ” 4.
Patutlah engkau memakai pakaian yang kuat dan sesuai dengan kedudukanmu
dan tahan lama tanpa ada hiasan. Janganlah menyediakan keinginanmu untuk
mengkoleksi pakaian dan bervariasi dalam membentuk dan mengaturnya serta
memilihnya dari aneka warna yang cmerlang dan menarik, karena hal itu
merupakan urusan perempuan dan tidak sesuai dengan kejantanan
laki-laki.seseorang itu dinilai dengan adabnya, bukan dengan mode dan
bajunya. Dalam hadits : “ barangsiapa memakai baju untuk ketenaran
didunia, maka allah memakaikan padanya baju kehinaan dihari kiamat
kemudian menyalakan api padanya.” Penyair berkata : Jika seseorang tidak
ternoda Kehormatannya oleh kehinaan Maka setiap baju yang dipakainya
Adalah bagus Penyair lain berkata : Bukanlah keindahan itu karena Baju
yang menghiasi kita Sesungguhnya keindahan itu Adalah keindahan ilmu dan
adab 5. Hendaklah engkau membaguskan penampilanmu dan membersihkan bajumu.
Karena manusia yang berpenampilan bagus dan berbaju bersih akan menjadi
baik perasaanya dan menyukai ketertiban serta peraturan. Adapun orang yang
mengabaikan semua urusannya dan tidak mempunyai perasaan. Dalam hadits : “
sesungguhnya allah itu maha indah dan menyukai keindahan, yaitu baik
perbuatannya dan sempurna sifat-sifatnya.” Nabi saw berwasiat kepada
sekelompok orang, maka beliau berkata : “kalian akan pergi kepada
saudara-saudaramu. Maka perbaikilah kendaraanmu dan baguskanlah bajumu
sehingga kamu tampak beradat kebiasaan yang baik di antara orang banyak.”
Dari aisyah ra : bahwa rasulullah saw ingin keluar pada suatu hari menuju
para sahabat. Maka beliau merapikan surbannya dan rambutnya. Kemudian
aisyah berkata “ mengapa engkau lakukan itu ya rasulullah ?” beliau
menjawab “ ya sesungguhnya allah swt suka hambaNya berhias bagi
saudara-saudaranya apabila ia keluar kepada mereka.” Perhatikanlah
kebersihan pakaianmu dan peliharalah pakaianmu agar tidak dikotori oleh
sesuatu apapun, terutama oleh benda-benda yang sulit dihilangkan seperti
tinta atau minyak. Peliharalah pula pakaianmuagar supaya tidak robek atau
cepat usang/rusak. Apabila basah oleh keringat, biarkan pakaianmu terkena
udara. Bia sudah kering lipatlah pakaian itu pelan-pelan dan letakkan
ditempatnya yang khusus sambil menyebut nama allah swt. Dalam hadits : “
apabila kamu melipat bajumu, maka sebutlah nama allah swt untuk baju itu
supaya tidak dipakai jin pada waktu malam sementara kamu memakai disiang
hari sehingga cepat usang.” 6. Jangan memasang kopiahmu miring ke depan,
karena itu adalah kebiasaan orang-orang sombong dan membanggakan diri
mereka. Jangan pula engkau ulurkan sarungmu, karena perbuatan itu merusak
kesehatan dengan adanya kotorn yang melekat padanya dijalan serta
menyebabkan ia cepat robek. Hal itu juga menunjukkan kesombongan. Dalam
hadist : “sarung
- 29. menjulur melewati kedua tumit,
tempatnya dalam neraka. Barangsiapa menyeret bajunya dengan sombong, allah
tidak memandang kepadanya (yakni tidak memberinya rahmat) dihari kiamat.”
Hindarilah pula keserupaan dengan perempuan dalam pakaianmu. Dalam hadits
: “ rasulullah saw melaknat orang laki-laki yang memakai pakaian wanita
dan wanita yang memakai pakaian laki-laki.” Janganlah engkau memakai sutra
dan emas. Dalam hadits : “ barangsiapa memakai sutra didunia, maka iapun
tidak memakainya diakhirat.” Dalam hadits lain pula : “ diharamkan memakai
sutera dan emas bagi umatku yang laki-laki dan di halalkan bagi wanita
mereka.” 7. Janganlah engkau menyerupai orang-orang kafir dan fasik dalam
pakaianmu. Dalam hadits : “ barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia
termasuk golongan mereka.” Disunahkan pula bagimu memakai baju putih.
Dalam hadits : “ pakailah baju yang berwarna putih, karena ia adalah
bajumu yang terbaik.” Jangan memakai baju yang terbalik atau kotor atau
robek atau putus kancingnya, karena hal itu tidak pantas bagimu.
Janganpula memakai baju yang basah, kemudian engkau keluar terkena angin,
karena hal itu mambahayakan kesehatan. Pilihlah pakaian yang sedang dalam
keluasaan dan kesempitannya, karena pakaian yang sangat longgar buruk
pemandangannya dan yang sempit mengganggu tubuh, karena dapat menekan
anggota tubuh dan menhentikan jalannya darah. Pakailah baju yang baik pada
waktu shalat dan jangan shalat tanpa memakai penutup kepala, karena hal
itu melanggar kesopanan. Allah swt berfirman : “ hai anak adam pakailah
pakaianmu yang indah disetiap (memasuki) masjid” (al-a’raaf : 31). Yakni
pada waktu shalat dan thawaf. 14 Adab pada waktu tidur 1. Tidur itu
kebutuhan bagi manusia, Karen ia mengembalikan kekautannya yang hilang
pada waktu bekerja. Waktu terbaik untuk tidur adalah malam, karena
terdapat ketenangan didalamnya. Tidak tidur semalaman itu membahayakan
kesehatan, karena ia mencengah seseorang dari tidur yang cukup bagi
ketenangannya dan menyebabkan kesulitan pencernaan, kelemahan tubuh, sakit
kepala dan penyakit-penyakit akal. Tidur siang tidak bisa menggantikan
tidur malam. Hendaklah enkau tidur diawal malam supaya engkau bagun
pagi-pagi benar. Tidak boleh tidur lama sekali, karena hal itu menimbulkan
kelemahan dan kemalasan serta mencengah bekerja dan menyia- nyiakan waktu.
Cukup bagi anak muda tidur selama 8 jam dan jangan tidur langsung sesudah
makan malam, karena hal itu menimbulkan mimpi yang mengejutkan. Terkadang
ia menyebabkan tidak bisa tidur dan juga menyebabkan kekerasan hati.
Sebagaimana dalam hadits: “ cairkan makananmu dengan menyebut nama allah
dan shalat.” Jangan tidur dalam keadaan kenyang supaya tidak keras hatimu
tidurlah paling sedikit 2 jam sesudah makan dan janganlah tidur, kecuali
setelah menunaikan kewajiban-kewajibannu, seperti shalat atau membaca jika
engkau tertinggal sebagian dari itu maka tunaikanlah pada waktu
berikutnya. Dalam hadits : “ barangsiapa tidur meninggalkan shalat
witirnya atau melupakannya, hendaklah ia lakukan shalat itu jika
mengingatnya.” 2. Pakailah pakaian yang khusus untuk tidur. Sebaiknya
pakaian itu tidak sempit agar menimbulkan ketenangan. Tanggalkan pakaian
sehari-hari dan letakkan di tempatnya supaya mudah bagimu mengambilnya
pada waktu pagi, kemudian kibaslah/kebutlah tempat tidurmu. Dalam hadits :
“ apabila seorang dari kamu mendatangi tempat tidurnya, hendaklah ia
mengibaskannya/membersihkan kain penutup kasurnya (spai/selimut), karena
ia tidak tau apa yang terdapat didalamnya.” Yakni barangkali ada serangga pengganggu
yang merayap disi
Komentar
Posting Komentar